Kementan Siapkan Rp 47 Miliar untuk Peremajaan Karet

Michael Reily
25 Februari 2019, 21:18
Karet
Karet
Karet

Kementerian Pertanian menganggarkan Rp 47 miliar untuk peremajaan perkebunan karet seluas 6 ribu hektare pada tahun ini.  Target itu lebih rendah dibandingkan dengan target peremajaan karet tahunan Indonesia yang mencapai 50 ribu hektare sebagai salah satu kesepakatan International Triparte Rubber Council (ITRC).

Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian Kasdi Subagyono keputusan pendanaan masih menunggu kesepakatan lanjut pembatasan ekspor karet. "Kami baru bisa meremajakan sekitar 6 ribu hektare, butuh sisa tambahan dari sumber pendanaan lain," kata Kasdi di Jakarta, Senin (25/2).

Dia menjelaskan, detail keputusan pembatasan ekspor karet bakal dilakukan pada 4 Maret 2019 di Bangkok, Thailand. Setelah itu, pemerintah baru bisa melakukan kesepakatan lain seperti peningkatan konsumsi domestik serta peremajaan karet nasional.

(Baca: Negara Produsen Karet Sepakati Pembatasan Ekspor 300 Ribu Ton)

Di sisi lain, langkah peremajaan karet diharapkan dapat memicu peningkatan produksi karet. Hasil produksi tersebut bisa dimanfaatkan untuk memebuhi kebutuhan dalam negeri mauoun ekspor. "Peremajaan karet empat tahun lalu sudah mulai menunjukkan hasilnya sekarang," ujarnya.

Sepanjang 2018, realisasi produksi karet mencapai 3,76 juta ton, naik tipis dari yang ditarget yang sebesar 3,68 juta ton. Dengan capaian yang lebih tinggi itu kemudian membuat Kementerian Pertanian meningkatkan target produksi tahun ini sebesar 3,81 juta ton.

Target itu diharapkan tercapai seiring dengan hasil peremajaan karet yang lalu, penggunaan benih yang berkualitas serta kondisi cuaca yang lebih untuk memicu peningkatan produksi karet. "Kami sudah menghitung analisis iklim el nino, mudah-mudahan tidak meleset," kata Kasdi.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyebutkan luas perkebunan karet di Indonesia sebesar 3,6 juta hektare. Namun, mayoritas perkebunan karet masih dimiliki rakyat, sedangkan kebun milik perusahaan swasta dan BUMN masih menyumbang porsi yang sangat kecil.

Halaman:
Reporter: Michael Reily
Editor: Ekarina
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...