Yakini Pasar Lebih baik, 5 Perusahaan Siap Melantai di Bursa Tahun Ini
PT Bahana Sekuritas mengungkapkan bahwa dalam pipeline mereka setidaknya ada tiga perusahaan yang akan melakukan penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) pada semester I tahun ini. Selain itu, di dalam pipeline mereka juga terdapat setidaknya 5 perusahaan yang akan mencari dana melalui penerbitan obligasi.
Direktur Investment Banking Bahana Sekuritas Nelwin Aldriansyah mengungkapkan, target perolehan dana kelima perusahaan tersebut mencapai Rp5 triliun. Dia optimis minat perusahaan untuk mencari pendanaan di pasar modal bisa tumbuh di tahun ini karena kondisi pasar yang lebih baik dibandingkan 2018.
Menurut Nelwin, pasar keuangan dalam negeri mengalami tekanan sejak awal tahun lalu. Namun, memasuki November 2018, mulai terlihat arus dana masuk kembali ke pasar saham maupun obligasi. Perusahaan semakin yakin untuk kembali masuk mencari pendanaan di pasar saham dan obligasi karena indeks saham yang lebih baik.
"Minat korporasi untuk menerbitkan saham maupun mencari pendanaan melalui obligasi jauh lebih ramai tahun ini, dibanding tahun lalu. Tapi investor semakin selektif dalam mengoleksi saham perdana," katanya dalam keterangan tertulis, Senin (25/2).
(Baca: Pelita Samudera Gaet Utang Rp 294 Miliar untuk Tambah Armada Kapal)
Arus masuk tersebut masih terus berlanjut hingga saat ini, meski dalam beberapa hari terakhir terjadi sedikit koreksi. Penyebabnya karena berbagai data dari pasar global, seperti perekonomian Amerika Serikat (AS) dan Eropa yang diperkirakan tidak sebaik perkiraan. Lalu, kondisi perekonomian Jepang yang diperkirakan juga mengalami tekanan.
Masuknya kembali investor ke pasar keuangan Indonesia, selain karena faktor global, tentunya tidak terlepas karena dukungan perekonomian domestik yang diperkirakan akan lebih baik dibanding tahun lalu. Setelah Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi sepanjang 2018 mampu tumbuh sbesar 5,17% yang pertumbuhan tertinggi sejak 2014.
Selain itu, di tengah sinyal perekonomian yang membaik, pemerintah masih mampu menjaga defisit anggaran sebesar 1,76% dari produk domestik bruto (PDB), lebih rendah dari perkiraan semula sebesar 2,19% dari PDB, sedangkan inflasi mampu dijaga dikisaran 3%.
Melihat realisasi kinerja perekonomian yang positif di tengah terpaan faktor eksternal yang cukup berat, Nelwin menilai prospek perekonomian Indonesia sepanjang tahun ini akan lebih baik dibanding tahun lalu, sehingga mendorong masuknya arus investasi portofolio ke dalam negeri. Hal ini juga berpengaruh positif terhadap rencana korporasi untuk mencari pendanaan dari pasar saham dan obligasi demi mendorong ekspansi bisnis sepanjang tahun ini.
(Baca: Aura Damai Kian Terasa, AS Tunda Kenaikan Tarif Impor Tiongkok)
Sepanjang 2018, Bahana telah mengantarkan beberapa perusahaan melantai di bursa, seperti PT Indonesia Kendaraan Terminal (IKT) dengan perolehan dana sekitar Rp800 miliar dan PT BRI Syariah dengan perolehan dana sekitar Rp1,3 triliun. Selain itu, tahun lalu Bahana juga membantu 23 perusahaan mencari pendanaan dari pasar obligasi dengan total perolehan dana lebih dari Rp20 triliun.
Sedangkan tahun ini, pada dua bulan pertama Bahana membantu Perusahaan Listrik Negara (PLN) menerbitkan obligasi berkelanjutan III tahap III dengan total nilai emisi sekitar Rp3,2 triliun. Bahana juga bertindak sebagai co-manager dalam penerbitan sukuk global pemerintah yang diterbitkan sebesar US$2 miliar, dengan oversubscribed hingga 3,8 kali atau permintaan yang masuk lebih dari US$7 miliar.
"Tahun lalu, tekanan terhadap pasar saham sangat berat, bahkan beberapa perusahaan sampai menunda rencana IPO. Namun, BRI Syariah sukses melantai di bursa dengan perolehan dana terbilang besar," ujar Nelwin.
(Baca: Kicauan Trump Buat Rupiah dan Mata Uang Asia Bertenaga di Awal Pekan)