Pertamina Pastikan Laba 2018 di Atas Rp 5 Triliun
Direktur Keuangan PT Pertamina (Persero) Pahala Mansury memastikan laba perusahaan minyak milik negara ini bisa di atas Rp 5 triliun. Namun, dia belum bisa menyebutkan angka tepatnya, karena laporan keuangan perseroan ini masih dalam proses audit.
"Pasti (laba di atas Rp 5 triliun)," ujarnya usai Rapat Koordinasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Kamis (28/2).
(Baca: Terpukul Harga Minyak, Laba Pertamina Anjlok di Bawah Rp 5 Triliun)
Pernyataan ini membuktikan kinerja Pertamina di kuartal VI-2018 mampu mendongkrak kinerja kuartal sebelumnya. Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sempat mengungkapkan perolehan laba Pertamina kuartal III-2018 sebesar Rp 5 triliun. Perolehan laba ini turun 85,7% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp 35 triliun.
Sebelumnya, saat menghadiri Gala Dinner Peringatan HUT ke-50 Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Senin (11/2), Presiden Joko Widodo mengungkapkan Pertamina berhasil membukukan laba sepanjang tahun lalu lebih dari Rp 20 triliun. Jokowi mengaku mendapatkan angka ini langsung dari manajemen Pertamina.
(Baca: Tersandera Harga BBM, Laba Pertamina Diprediksi di Bawah US$ 6 Miliar)
Strategi Pertamina Perkuat Kinerja Keuangan 2019
Pahala mengatakan Pertamina sudah mempersiapkan beberapa strategi yang akan dijalankan tahun ini untuk memperkuat kinerja keuangannya. Mereka bakal melakukan investasi untuk mempertahankan produksinya di hulu dan melaukan kegiatan investasi dalam mengembangkan kilang yang sudah dimiliki perusahaan.
"Misalnya kontraktor EPC (rekayasa, pengadaan, dan konstruksi), kami tunjuk itu RDMP (Refinery Development Master Plan) Kilang Balikpapan," kata Pahala.
Selain itu, Pertamina juga akan melakukan digitalisasi Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) agar bisa melakukan penyaluran tepat sasaran. Strategi lain yang bakal dilakukan adalah dengan efektivitas biaya seluruh lini bisnis Pertamina, dari hulu hingga hilir.
(Baca: 2018, Laba Bersih PGN Meningkat 126% Menjadi Rp 4,34 triliun)
Dengan strategi-strategi yang bakal diterapkan, diharapkan dapat membuat kinerja keuangannya lebih baik lagi. Sayangnya Pahala tidak mau berkomentar mengenai target laba dan pendapatan Pertamina tahun ini. Dia mengatakan untuk menetapkan target laba, masih harus menunggu hasil audit selesai. Proses audit oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI tersebut diperkirakan akan selesai pada akhir bulan depan.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati juga tidak mau berkomentar banyak soal kinerja keuangan Pertamina tahun lalu. "Tunggu ya, nanti 9 Maret 2019 hasil auditnya keluar, nanti pasti akan dipublikasikan," ujarnya.
(Baca juga: Laba Pertamina Retail Naik 40% Tahun Lalu)
Berdasarkan data yang dipaparkan Kementerian BUMN tahun lalu, posisi liabilitas Pertamina hingga kuartal III 2018 mencapai Rp 522 triliun. Besarannya sama dengan utang yang berbunga perusahaan tersebut. Jika dibandingkan dengan periode sama tahun lalu, utang Pertamina sudah membengkak 40,7%.
Sekadar informasi, Pertamina mampu mengantongi laba senilai US$ 2,5 miliar dengan pendapatan US$ 43 miliar pada 2017. Capaian laba tersebut lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai US$ 3,1 miliar. Namun, dari sisi pendapatannya lebih tinggi dari 2016 yang hanya US$ 36,5 miliar.