Didukung BUMN, LinkAja Berpeluang Kalahkan Go-Pay dan OVO
Aplikasi pembayaran milik PT Fintek Karya Nusantara (Finarya), LinkAja sudah bisa digunakan sejak akhir Februari 2019 lalu. Menurut Ketua umum Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) Ignatius Untung, LinkAja berpeluang mengalahkan Go-Pay dan OVO dalam hal penggunaan.
Memang, Go-Pay dan OVO banyak digunakan (use case) untuk beragam layanan yang ada di Gojek dan Grab. Namun, LinkAja didukung oleh beberapa Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Untuk itu, Ignatius optimistis LinkAja bakal banyak digunakan di Indonesia dibanding Go-Pay dan OVO.
Untuk jalan tol misalnya, LinkAja bisa menjadi pilihan pembayaran walaupun saat ini masih menggunakan kartu elektronik toll (e-toll card). "Bisa saja nanti dipakai untuk bayar tol," kata dia kepada Katadata, Selasa (5/3).
(Baca: Riset Morgan Stanley Ungkap Ketatnya Persaingan OVO dan Go-Pay)
Saat ini, bank yang tergabung dalam Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) tengah melakukan migrasi atas mesin pembayaran elektronik menggunakan kartu alias Electronic Data Captured (EDC). Hal ini bertujuan agar EDC milik Himbara bisa melayani transaksi LinkAja, mulai akhir bulan ini.
Dengan demikian, pengguna bisa bertransaksi di semua mitra Himbara menggunakan LinkAja. "Linkaja dimiliki oleh perusahaan yang kuat dan digunakan oleh banyak orang. Jadi, seharusnya peluang LinkAja untuk menjadi besar amat sangat terbuka," ujar Ignatius.
Jumlah EDC milik bank
Bank Mandiri | 239.670 |
BCA | Lebih dari 500.000 |
BRI | 302.921 |
BNI | 187.931 |
Sumber: riset Morgan Stanley
Terlebih lagi, LinkAja siap menjalankan strategi promosi seperti yang dilakukan oleh Go-Pay dan OVO selama ini. Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rohan Hafas mengatakan, dana yang disiapkan untuk promo cukup besar, sehingga dinilai menarik dan mampu bersaing dengan pemain-pemain yang sudah ada seperti OVO atau pun Go-Pay. "Tunggu tanggal mainnya," katanya.