Ekonomi Tiongkok Mengkhawatirkan, IHSG Akhir Pekan Jatuh 1,16%

Happy Fajrian
8 Maret 2019, 19:42
BEI
Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
IHSG akhir pekan, Jumat (8/3) terkoreksi 1,16%, dipicu kekhawatiran melambatnya pertumbuhan ekonomi global.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) mengakhiri perdagangan saham pada akhir pekan ini dengan harus meninggalkan level 6.400. Sepanjang hari ini IHSG koreksi sebesar 74,89 poin atau 1,16% ke posisi 6.383,07.

Tidak hanya IHSG, seluruh bursa saham di Asia hari ini ditutup pada teritori negatif. Indeks Shanghai menjadi indeks dengan koreksi paling besar yaitu 4,40%, indeks Nikkei mengekor di belakangnya dengan koreksi sebesar 2,01%, kemudian Hang Seng turun 1,91%, Strait Times turun 1,04%, Kospi turun 1,31%, PSEi turun 1,07%, dan KLCI turun 0,42%.

Advertisement

Menurut analis Panin Sekuritas William Hartanto, koreksi pada IHSG dan bursa Asia hari ini dipengaruhi sentimen negatif dari kekhawatiran pelemahan ekonomi global, serta kembali aktifnya Korea Utara dalam pembangunan area peluncuran rudal. "Ini membuat ketidakpastian dan meninggikan risiko," kata William di Jakarta, Jumat (8/3).

Sementara dari sisi domestik, tambah William, kenaikan cadangan devisa tidak mampu memberikan dorongan kepada IHSG karena fokus pelaku pasar terhadap Indonesia lebih pada antisipasi Pemilihan Umum pada April 2019 mendatang.

(Baca: Kekhawatiran Perang Dagang Meluas, IHSG Dibuka Turun 0,28%)

Sentimen dari Negeri Tirai Bambu juga semakin memperberat laju IHSG dan bursa saham Asia lainnya. Kekhawatiran investor terhadap melambatnya pertumbuhan ekonomi global dipicu oleh pelemahan ekonomi Tiongkok semakin jelas terlihat setelah data ekspor Tiongkok untuk periode Februari 2019 tercatat mengalami penurunan sebesar 20,7% secara tahunan. Sedangkan impor tercatat turun hingga 5,2%.

Dengan demikian, surplus neraca perdagangan Tiongkok untuk periode Februari tercatat hanya sebesar US$ 4,1 miliar, terkontraksi hingga 89,5% dari surplus periode Januari 2019 yang mencapai US$ 39,2 miliar. Perkembangan ini membuat investor di Tiongkok ramai-ramai melepas aset berisikonya sehingga menyebabkan indeks Shanghai jatuh hingga 4,4%, tertinggi di antara bursa saham Asia lainnya.

Pemerintah Tiongkok pun sebelumnya sudah merevisi kebawah proyeksi pertumbuhan ekonominya untuk tahun ini menjadi di kisaran 6% hingga 6,5%. Sebelumnya mereka memproyeksi pertumbuhan ekonomi tahun ini bisa mencapai 6,5%.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement