Sayurbox, E-Commerce Produk Segar yang Bantu Petani

Michael Reily
13 Maret 2019, 14:17
Petani Jeruk
Antara Foto / Dedhez Anggara
Seorang petani sedang memanen jeruk segar di kebun di Desa Segeran, Indramayu, Jawa Barat.

Banyaknya mata rantai distribusi yang harus  dilalui dari produsen ke konsumen telah menjadi masalah dalam perniagaan produk pertanian. Tingginya harga sayur dan buah di tingkat konsumen kadang tak tak bisa dirasakan petani sebagai produsen. Sebab, pengepul biasanya mendapat jatah margin yang lebih besar.

Sayurbox ingin mendobrak paradigma itu saat didirikan pada 2016.  "Kami ingin menghubungkan petani dengan pembeli rumah tangga atau bisnis, sistemnya kemitraan petani lokal untuk menjual hasil panen mereka," kata Chief Executive Officer (CEO) Sayurbox Amanda Susanti di Tangerang, Banten, Selasa (12/3).

(Baca: Startup Agribisnis, Dorong Produktifitas dan Kesejahteraan Petani)

Amanda menjelaskan, Sayurbox berdiri karena keprihatinannya melihat tingginya disparitas harga antara petani sebagai penghasil sayur dan buah dengan konsumen.

Dia pun bercerita, tiga tahun lalu, dia berkebun di daerah Parungkuda, Sukabumi, Jawa Barat. Lalu, dia pun bertemu dengan petani singkong yang menjual produknya seharga Rp 600 per kilogram kepada pengepul. Padahal, harga jual singkong di Jakarta bisa mencapai Rp 6 ribu per kilogram.

Tak hanya mengambil untung, Co-Founder Sayurbox Metha Trisnawati mengungkapkan, pengepul kerap menghambat informasi dan data bagi para petani untuk berkembang. Akibatnya, informasi kebutuhan masyarakat urban tidak tersampaikan jelas kepada para petani.

Padahal, informasi pasar akan sangat berguna bagi kesejahteraan petani. Itu juga salah satu tujuan dari pembentukan Sayurbox. "Kalau petani tahu informasi di Jakarta sedang butuh sayur kale, mereka pasti berhenti tanam singkong untuk ganti jadi kale, sehingga dapat pemasukan lebih besar," kata Metha.

Berdasarkan pengalaman itu, Amanda dan Metha mencoba mengajak petani untuk menjual langsung produk mereka kepada konsumen. Sehingga, pendapatan para produsen bisa meningkat yang berdampak kepada kehidupan yang lebih baik. Sayurbox mencoba penjualan melalui media sosial, berkembang jadi website, lalu pindah menjadi aplikasi.

Amanda mengaku tujuan utama startup ini adalah membentuk ekosistem antara petani dan konsumen secara langsung. Sejauh ini, kapasitas volume transaksi harian Sayurbox bisa mencapai sekitar 10 ton per hari dengan jangkauan operasional di kota-kota besar di Pulau Jawa, yaitu Bandung, Surabaya, dan Jakarta. Dia berharap ada peningkatan penggunaan sampai ke seluruh Indonesia. 

Halaman:
Reporter: Michael Reily
Editor: Ekarina
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...