Ada "Boom" Investasi Pasca-Pilpres, IHSG Diprediksi Tembus 6.800
PT Bahana Sekuritas optimistis Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang tahun ini akan melaju ke level 6.800. Jika terwujud, maka capaian tersebut adalah yang tertinggi sepanjang sejarah indeks. Rekor tertinggi IHSG selama ini ada di level 6.689,2 pada 19 Februari 2018.
Kepala Riset Bahana Sekuritas Lucky Ariesandi mengatakan, kinerja positif tersebut dapat terjadi karena tekanan global yang tak seberat tahun lalu. Suku bunga bank sentral Amerika Serikat, The Fed, akan tertahan. Stabilitas rupiah terhadap dolar AS akan membaik.
Setelah pemilihan presiden (pilpres) pada 17 April 2019, ia juga meyakini investasi akan bergerak positif. “Mengacu pengalaman pilpres tiga periode terakhir, selalu ada boom investasi setelahnya,” kata Lucky dalam keterangan persnya, Senin (18/3).
(Baca: Sentimen Global dan Domestik Mendukung, IHSG Berpotensi Melaju Naik)
Selain laju indeks yang baik, ia juga memperkirakan rasio harga saham berbanding pendapatan (price to earning ratio/PE) akan naik menjadi 15,5 kali. Saat ini rasionya berada di level 14,9 kali.
Kenaikan PE dapat terjadi karena proyeksi pertumbuhan rata-rata pendapatan emiten mencapai 13,2%. Angka tersebut sangat signifikan dibandingkan rata-rata 2010-2018 yang berada di kisaran 6,6%.
Ia mengatakan, perkembangan ekonomi 2019 akan tumbuh lebih baik dibanding tahun lalu. Data pemerintah menunjukkan perekonomian tahun lalu tumbuh 5,17% dan neraca perdagangan Februari 2018 surplus US$ 329 juta.
Namun demikian, ada risiko yang perlu dicermati investor. Harga minyak dunia yang merangkak naik akan berdampak ke defisit transaksi berjalan. Lalu, turunnya harga komoditas dunia juga akan mempengaruhi kinerja ekspor.
Risiko perang dagang dan pengetatan suku bunga Bank Indonesia akan kembali berlanjut tahun ini. Bank sentral pada 21 Maret nanti akan menentukan arah suku bunga, setelah menahannya di level 6% sejak Dember 2018.
Dari berbagai pertimbangan itu, Bahana Sekuritas memilih empat sektor yang layak investor pertimbangkan. Pertama, telekomunikasi. Meskipun setahun ini mengalami masa sulit, kinerja emiten PT XL Axiata Tbk (EXCL) dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) akan membaik. Pertumbuhan masing-masing perusahaan diperkirakan berada di level tujuh sampai sembilan persen.
(Baca: Ditopang Sentimen Global, IHSG Naik 0,56% Kembali ke Level 6.400)
Lalu, tembakau atau rokok, seperti PT Gudang Garam Tbk (GGRM). Sentimen perusahaan ini positif karena pemerintah memutuskan tidak ada kenaikan cukai pada 2019. “Profitabilitasnya akan naik,” kata Lucky.
Kemudian, perusahaan penyalur bahan bakar, misalnya PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) karena harga minyak turun. Selain itu, AKRA baru saja ditunjuk menjadi salah satu dari 18 pemasok biodiesel.
Terakhir, sektor konsumsi. Penyaluran dana desa dan bertambahnya bantuan kas langsung lewat program keluarga harapan akan mendongkrak konsumsi rumah tangga. Saham PT Indofood CBP Sukses Makmus Tbk (ICBP) layak dikoleksi. Bahana juga memfavoritkan PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS).