Demi Memacu Kredit, BI Naikkan Batas Rasio Intermediasi Hingga 94%

Image title
22 Maret 2019, 01:00
Bank Indonesia
Arief Kamaludin|KATADATA
Bank Indonesia (BI) menaikkan batasan Rasio Intermediasi Makroprudensial (RIM) dari 80%-92% menjadi 84%-94%.

Bank Indonesia (BI) menaikkan batasan Rasio Intermediasi Makroprudensial (RIM) dari 80%-92% menjadi 84%-94%. Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan, kebijakan ini bertujuan mendukung penyaluran kredit industri perbankan, sehingga pertumbuhan kredit tahun ini dapat didorong sesuai dengan target yaitu 10-12%.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan, dengan naiknya batas atas dari 92% ke level 94%, bank-bank yang RIM-nya sudah mendekati 92% tapi masih memiliki likuiditas berlebih punya ruang untuk menyalurkan kredit lagi. Sementara batas bawah naik dari 80% menjadi 84% agar perbankan yang RIM-nya masih di bawah batas minimum semakin menggenjot penyaluran kreditnya.

"Karena kalau di bawah 84%, bank harus memilih apakah harus membayar kenaikan untuk giro wajib minimum (GWM) atau meningkatkan penyaluran kredit," kata Perry di Komplek BI, Jakarta, Kamis (21/3).

Deputi Gubernur BI Erwin Rijanto menambahkan, saat ini ada 21 bank yang memiliki RIM di bawah 80%. Sementara, bank memiliki RIM dalam rasio aman 80% hingga 92% sebanyak 37 bank. Dengan kebijakan baru ini, Erwin mengatakan pertumbuhan kredit akan naik sekitar Rp 36,2 triliun. "Kita harapkan pertumbuhan kredit 2019 bisa mendekati batas atas," kata Erwin.

(Baca: BI Tahan Suku Bunga di 6%)

Pada Januari 2019 pertumbuhan kredit perbankan tercatat 12%, meningkat dibandingkan pertumbuhan kredit periode Desember 2018 sebesar 11,8%. Pertumbuhan kredit diikuti dengan rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) yang terjaga di level 2,6% (gross) atau 1,2% (net).

BI memastikan tingkat likuiditas industri perbankan masih terjaga untuk mendukung pertumbuhan kredit. "Industri perbankan secara keseluruhan punya kecukupan likuiditas untuk menyalurkan kredit. Pemantauan kami, bank-bank BUKU 4 itu cukup (likuiditasnya). Tetapi BUKU I dan 2 harus tingkatkan likuiditasnya untuk menyalurkan kredit," kata Perry.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...