Dorong Partisipasi Pemilih, Mendagri Minta Pelibatan Ormas
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo meminta agar organisasi masyarakat (ormas) dapat dilibatkan untuk mendorong partisipasi pemilih dalam Pemilu 2019. Saat ini ada sekitar 406.709 ormas di tingkat nasional, provinsi, kabupaten/kota, hingga kecamatan.
"Saya mohon titip libatkan organisasi kemasyarakatan yang cukup besar di negara kita ini," kata Tjahjo di di Hotel Grand Paragon, Jakarta, Rabu (27/3).
Menurut Tjahjo, ormas-ormas dapat dilibatkan untuk mengajak masyarakat menggunakan hak pilihnya di Tempat Pemungutan Suara (TPS) pada 17 April 2019. Dengan begitu, ancaman golput dapat diminimalisasi dan tingkat partisipasi politik pun dapat meningkat.
(Baca: Wiranto Sebut Pengajak Golput Dapat Dijerat Pidana)
KPU menargetkan tingkat partisipasi pemilih pada Pemilu 2019 mencapai 77,5 persen. Angka ini lebih tinggi jika dibandingkan realisasi partisipasi pemilih pada Pemilu periode-periode sebelumnya. Pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014, tingkat partisipasi pemilih mencapai 69,58 persen. Sementara, tingkat partisipasi pemilih dalam Pemilihan Legislatif (Pileg) 2014 sebesar 75,11 persen.
Pada Pilpres 2009, tingkat partisipasi pemilih mencapai 71,7 persen. Adapun tingkat partisipasi pemilih dalam Pileg 2009 sebesar 70,9 persen. "Tolong (ormas) bisa digerakkan, diorganisir, bisa diajak untuk ikut mensosialisasikan Pemilu, mengajak masyarakat untuk menggunakan haknya dengan baik," kata Tjahjo.
Lebih lanjut, Tjahjo berpesan kepada pemerintah daerah, penyelenggara Pemilu, serta aparat keamanan untuk bersinergi. Dengan demikian, mereka dapat mengantisipasi ancaman dan gangguan dalam Pemilu 2019.
(Baca: LSM: Pilih Golput Hak Masyarakat dan Tak Langgar Aturan)
BNPB juga diminta mengantisipasi potensi gangguan Pemilu akibat bencana alam. Tjahjo juga mengingatkan agar TNI, Polri, serta ASN dapat menjaga netralitasnya. Menurutnya, netralitas penting untuk menjaga stabilitas agar konsolidasi demokrasi ini berjalan dengan baik.