Reportase: Internet di Rumah Pengasingan Bung Karno
Kota tempat pengasingan pertama proklamator Indonesia Ir. Sukarno kini tak lagi terasing. Ya, sinyal internet bisa diakses dengan leluasa di Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Bung Karno diasingkan di pelosok Pulau Flores itu dari 14 Januari 1934 hingga 18 Oktober 1938. Saat itu, listrik dan ledeng pun belum tersedia di Ende. Bung Karno yang berlatar pendidikan arsitektur harus membangun sumur di rumah pengasingan milik Haji Abdullah Ambuwaru bersama para sahabatnya.
Komunikasi dengan dunia luar hanya bisa dijalin melalui dua kapal pos yang singgah sebulan sekali di pelabuhan. "Pengasingan bukan berarti semangat itu mati, justru Bung Karno secara filosofis mencari cara untuk mempersatukan perbedaan yang ada di Indonesia," kata Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara di Taman Renungan Bung Karno, Ende, Nusa Tenggara Timur, Senin (25/3).
(Baca: Reportase: Internet Menjadi Jendela Dunia bagi Siswa di Ende)
Taman Renungan Bung Karno berada sangat dekat dengan pantai dan Pelabuhan Ende. Bung Karno senang pergi ke sana untuk menghabiskan waktu sendiri atau bertemu para nelayan selama masa pengasingannya.
Di taman itu, dulu ada sebatang pohon sukun besar tempat Bung Karno biasa berteduh. Pohon bercabang lima itulah yang konon menjadi inspirasinya saat merumuskan Pancasila. Hanya, pohon itu mati pada 1961, lalu digantikan dengan pohon lain pada 1980an.
Palapa Ring
Kini, jaringan kabel optik Palapa Ring yang segera selesai dibangun akan menghubungkan 514 kabupaten dan kota, termasuk Ende. Pemerintah juga menyiapkan satelit untuk menjamin ketersediaan koneksi digital di wilayah yang lebih terpencil.