Politisi PDIP Menilai Opini Pilpres Curang Sangat Berbahaya

Happy Fajrian
6 April 2019, 13:10
Para pendukung capres nomor urut 02 Prabowo Subianto melakukan salam dua jari dalam kampanye terbuka di Lapangan GOR Wisanggeni, Tegal, Jawa Tengah, Senin (1/4/2019). Dalam kampanye yang dihadiri ribuan simpatisan tersebut, Prabowo Subianto berjanji akan
ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah
Para pendukung capres nomor urut 02 Prabowo Subianto melakukan salam dua jari dalam kampanye terbuka di Lapangan GOR Wisanggeni, Tegal, Jawa Tengah, Senin (1/4/2019). Dalam kampanye yang dihadiri ribuan simpatisan tersebut, Prabowo Subianto berjanji akan membuat perubahan yang lebih baik, pemerintahan yang bersih dan perbaikan perekonomian.

Politikus PDI Perjuangan Charles Honoris mengatakan opini yang berusaha dibangun kubu Pasangan Calon (Paslon) Presiden dan Wakil Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno bahwa pemilihan presiden berpotensi diwarnai kecurangan sangat berbahaya.

"Bukan hanya karena telah memperkeruh situasi politik yang semakin panas menjelang hari pencoblosan, tetapi juga berpotensi menciptakan konflik jika hasil akhir pemilu tidak sesuai keinginan mereka," kata Charles di Jakarta, Sabtu (6/4).

Charles menyebut pernyataan Prabowo bahwa pihaknya harus menang dengan selisih suara minimal 25 persen karena belasan persen suara akan dicuri adalah rangkaian dari opini kecurangan yang coba dibangun kubu pasangan capres-cawapres nomor urut 02 untuk mendelegitimasi pemilu.

"Cara ini sebelumnya kerap digunakan oleh BPN dengan menyuarakan pernyataan yang sangat 'maksa' bahwa hanya kecurangan yang bisa mengalahkan 02," ujarnya.

(Baca: Elektabilitas Jokowi vs Prabowo di Mata 10 Lembaga Survei)

Anggota Fraksi PDI Perjuangan ini mengingatkan bahwa sekarang ini bukan era Orde Baru di mana penguasa bisa dengan seenaknya mengatur hasil pemilu.

"Lagian ketika semua lembaga survei menempatkan elektabilitas 01 jauh di atas 02, seharusnya kami yang takut suaranya dicuri, bukan sebaliknya," tukas Charles.

Mengutip hasil survei SMRC pada Januari 2019, Charles mengatakan mayoritas, sekitar 80 persen, publik percaya pada integritas KPU dalam menyelenggarakan pemilu. Dengan demikian, opini kecurangan pemilu jelas bertentangan dengan opini masyarakat luas.

"Janganlah setelah melihat banyak survei yang memprediksi 02 kalah telak, lantas opini kecurangan ini dibangun. Upaya itu pasti akan sia-sia karena mandat kekuasaan datangnya dari rakyat, bukan dari elit yang mulai teriak curang saat dirinya terjepit," katanya.

Charles meminta KPU tetap fokus bekerja dan tidak terpengaruh oleh opini-opini yang dibangun untuk mendeligitimasi penyelenggaraan pemilu yang tinggal beberapa hari ke depan.

(Baca: Prabowo-Sandiaga Targetkan 1 Juta Orang Hadiri Kampanye Akbar Jakarta)

"Toh, rakyat sudah memberikan kepercayaan penuh pada KPU untuk menyelenggarakan pesta demokrasi yang jujur dan adil," ujar Charles.

Anggota Komisi I DPR RI ini juga meminta aparat keamanan untuk mengantisipasi potensi gangguan keamanan terkait penyelenggaraan pemilu sejak dini.

Pilpres 2019 diikuti oleh dua pasangan calon capres-cawapres, yaitu nomor urut 01 Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin dan nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Reporter: Antara

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...