Kampanye Ramai, BPN Percayai Survei yang Menangkan Prabowo
Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno meyakini kredibilitas beberapa lembaga survei yang memenangkan pasangan calon nomor urut 02 dalam Pilpres 2019 itu. Di antara lembaga survei tersebut, ada Rumah Demokrasi, New Indonesia, Bimata Politica, Indonesia Development Monitoring (IDM), LKPI, NCID.
Selain itu, survei Precision Public Policy Polling (PPPP) yang dirilis pada Selasa (9/4) juga menyatakan bahwa elektabilitas Prabowo-Sandiaga saat ini mencapai 54%. Sementara pasangan calon nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin hanya memperoleh 37% suara. Sebanyak 9% responden tidak memberikan jawaban.
Direktur Kampanye BPN Prabowo-Sandiaga, Sugiono mempercayai berbagai hasil berbagai lembaga survei tersebut, meski mereka tak terdaftar di Komisi Pemilihan Umum (KPU).
(Baca: Survei Voxpol: Elektabilitas Jokowi Hanya Unggul Tipis 5% dari Prabowo)
"Ini adalah beberapa lembaga survei yang tidak mainstream, tapi mencerminkan kenyataan yang sebenarnya terjadi dalam kampanye-kampanye Prabowo-Sandiaga di beberapa tempat," kata Sugiono di The Darmawangsa, Jakarta, Rabu (10/4).
Sugiono mengklaim, kampanye Prabowo-Sandiaga selama ini selalu ramai. Masyarakat disebutnya datang secara sukarela dan tanpa dimobilisasi oleh tim kampanye.
Tak hanya itu, mereka juga rela memberikan sumbangan kepada Prabowo-Sandiaga ketika melakukan kampanye. "Artinya ini suatu gerakan masyarakat, support masyarakat, karena apa yang kami sampaikan, yang kami perjuangkan, yang jadi cita-cita kami itu mereka rasakan," kata Sugiono.
Sugiono lantas membandingkan kampanye Prabowo-Sandiaga dengan yang dlakukan Jokowi-Ma'ruf. Menurutnya, kampanye Jokowi-Ma'ruf jauh lebih sepi. Ia mencontohkan, dalam foto dan video yang dimilikinya, Stadion Sriwedari tampak tak penuh oleh massa ketika Jokowi sedang berkampanye.
(Baca: Survei Voxpol: Kampanye Keagamaan Lebih Efektif Meraup Suara)
Sugiono lantas mempertanyakan hasil survei yang menyebut elektabilitas Jokowi-Ma'ruf masih unggul. "Apakah masuk akal jika seorang petahana kesulitan untuk memenuhi tempat-tempat kampanye, namun di survei dikatakan bahwa dia leading? Saya kira ini agak bertentangan dengan logika," kata Sugiono.