Survei Final SMRC: Pakai 4 Metode, Jokowi Ungguli Prabowo
Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) merilis hasil survei final elektabilitas calon presiden dan calon wakil presiden antara Joko Widodo-Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno. Hasilnya, elektabilitas Jokowi-Amin 56,8 persen, lebih unggul daripada Prabowo-Sandi yang hanya 37 persen.
Survei berlangsung pada 5 hingga 8 April 2019, dengan sampel 2.568 responden. Jumlah responden melalui wawancara secara sah sebesar 2.285 atau 89 persen, serta margin of error plus minus 2,1 persen. Selain itu, tingkat kepercayaan terhadap masyarakat mencapai 95 persen.
Direktur Riset SMRC Deni Irvani menyatakan tren dukungan Jokowi-Amin relatif stabil dengan perubahan yang kecil. Sementara itu, dukungan kepada Prabowo-Sandi mengalami perubahan positif dalam beberapa waktu terakhir. "Kami tafsirkan Prabowo-Sandi mengambil pemilih yang masih belum menegaskan pilihan," kata Deni di Jakarta, Jumat (12/4).
(Baca: Ramainya Peserta Kampanye Tak Bisa Jadi Alat Ukur Kemenangan Pilpres)
Berdasarkan survei SMRC pada Februari 2019, Jokowi-Amin mendapat elektabilitas 57,6 persen dan keterpilihan Prabowo-Sandi 31,8 persen. Kemudian, tingkat pemilih yang belum tegas (kriteria yang menjawab tidak tahu atau rahasia) pada periode itu mencapai 10,6 persen, lalu menurun menjadi 6,3 persen pada survei April 2019.
Deni mengungkapkan jumlah pemilih yang belum tegas bakal mempengaruhi hasil pemilihan akhir. Prediksi SMRC melalui metode survei bipolar, Jokowi-Amin bakal mencapai 58,2 persen dan Prabowo-Sandi sebesar 41,8 persen melalui pembagian undecided voters.
SMRC juga menemukan jumlah pemilih yang mungkin melakukan peralihan pilihan (swing voters) untuk kedua pasangan sebesar 10,9 persen dengan rincian Jokowi-Amin 6,4 persen dan Prabowo-Sandi 4,5 persen. Sehingga, total dukungan kuat untuk Jokowi-Amin mencapai 50,4 persen dan Prabowo-Sandi pada level 32,5 persen.
(Baca: Jelang Pilpres, Iklan Kampanye Jokowi Lebih Banyak dari Prabowo)
Metode skala bipolar menjadi salah satu yang terlaksana dalam survei SMRC kali ini. Skala bipolar merupakan pertanyaan tidak langsung kepada responden dengan rentang angka. Semakin dekat angka nol berarti pilihan kepada Jokowi-Amin, semakin dekat angka 10 menunjukkan dukungan kepada Prabowo-Sandi.
Hasilnya, total skor 0-4 sebanyak 54,5 persen yang menggambarkan dukungan kepada Jokowi-Amin, sedangkan skor 6-10 sebesar 35,4 persen memperlihatkan kecenderungan kepada Prabowo-Sandi. Bahkan, rata-rata pilihan masyarakat menunjukkan level 4,27. "Berarti kemungkinan untuk memilih Prabowo lebih rendah daripada pilihan Jokowi," ujar Deni.
SMRC juga menggunakan metode skala unipolar untuk masing-masing pilihan dari 0-10. Rata-rata skor kepastian Jokowi-Amin mencapai 6,305 dan Prabowo-Sandi sebesar 4,87 persen.
(Baca: Narasi Kecurangan dan Potensi Delegitimasi Pilpres 2019)
Alhasil, ada signifikansi perbedaan sebesar 1,44 poin. Selisih rata-rata itu pun SMRC konversi menjadi perbedaan 14,4 persen. Elektabilitas Jokowi-Amin sekitar 57,2 persen dan Prabowo-Sandi 42,8 persen. Temuan dari skala unipolar, total yang memberi skor 6-10 untuk Jokowi-Amin mencapai 59,7 persen, lebih banyak daripada dukungan skor 6-10 kepada Prabowo-Sandi yang hanya 41,8 persen.
Deni mengatakan dari empat metode survei SMRC menunjukkan hasil yang konsisten. "Berdasarkan berbagai indikator yang ada dan sesuai tren, sangat besar peluang Jokowi-Amin menang dalam pemilihan presiden mendatang," ujarnya.
Metode Pengukuran | Jokowi-Amin | Prabowo-Sandi |
Secara Langsung (Tanpa Undecided) | 56,8% | 37,0% |
Secara Langsung (Prediksi Undecided) | 58,2% | 41,8% |
Tidak Langsung (Skala Bipolar) | 54,5% | 35,4% |
Tidak Langsung (Skala Unipolar) | 57,2% | 42,8% |