Bantah Tudingan Prabowo, Kalla: RI Tidak dalam Fase Deindustrialisasi

Image title
Oleh Ekarina
15 April 2019, 18:53
Jusuf Kalla menegaskan Indonesia tidak dalam fase deindustrialisasi seperti yang ditudingkann calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto .
Arief Kamaludin|Katadata

Wakil Presiden RI Jusuf Kalla menegaskan bahwa Indonesia tidak dalam fase deindustrialisasi seperti yang diungkapkan calon presiden nomor urut 02  Prabowo Subianto saat debat pilpres 2019, Sabtu (13/4). Sebab, industri manufaktur masih memberi kontribusi besar terhadap PDB nasional selama empat tahun terakhir.

Menurut Kalla, dalam empat tahun terakhir kontribusi industri manufaktur rata-rata mencapai 21,30 %. "Berdasarkan capaian kontribusi manufaktur saat ini, tidak benar kalau ada deindustrialisasi," kata Kalla dalam keterangan resmi di sela acara Indonesia Industrial Summit (IIS) 2019 di Tangerang, Banten, Senin (15/4).

Advertisement

Karenanya, dia mengimbau pengembangan sektor manufaktur bisa terus dipacu, salah satunya dengan memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas secara lebih efisien. Sebab, kemajuan teknologi menurutnya tak bisa dihindari, melainkan harus dimanfaatkan untuk menggenjot agar bersaing secara global.

(Baca: Deindustrialisasi Berpotensi Hambat Pertumbuhan Ekonomi)

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto pun menyatakan dengan kontribusi manufaktur sebesar 20% terhadap PDB, Indonesia menempati peringkat kelima di antara negara G20. Indonesia berada di posisi setelah Tiongkok yang sumbangsih industri manufakturnya 29,3 %, disusul Korea Selatan (27,6 %), Jepang (21 %), dan Jerman (20,7%). “Rata-rata kontribusi manufaktur dunia saat ini 15,6 %. Tidak ada satu negara di manapun yang di atas 30 %,” kata Airlangga.

Kotribbusi manufaktur terhadap PDB Indonesia sebesar 30 % memang pernah terhadi di era 90-an. Namun ketika itu, PDB Indonesia secara keseluruhan baru mencapai US$ 95 miliar. “Sekarang sumbangan 20 % itu dari nilai PDB yang sudah mencapai US$ 1 triliun, naik sekitar 10 kali lipat. Sehingga magnitude-nya berbeda," ujarnya.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement