Jokowi: Perizinan Investasi di Indonesia Masih Mahal

Dimas Jarot Bayu
23 April 2019, 17:18
Jokowi, investasi di indonesia
Katadata | Arief Kamaludin
Ilustrasi, Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menilai masih banyak kendala bagi para investor menanamkan modalnya di Indonesia. Jokowi bercerita, dirinya kerap kali bertemu dengan kepala negara dan investor di luar negeri, termasuk ketika berkunjung ke Arab Saudi.

Mereka, kata Jokowi, memiliki keinginan besar untuk investasi di Indonesia. Hanya saja, keinginan mereka itu luntur setelah melihat proses investasi di Indonesia. "Begitu masuk, kita tahu semuanya betapa masih ruwetnya mengurus perizinan di negara kita," kata Jokowi di Istana Kepresidenan, Bogor, Jawa Barat, Selasa (23/4).

Menurut Jokowi, keruwetan tersebut lantaran biaya yang harus dibayar untuk mengurus izin investasi di Indonesia mahal. Jokowi juga menilai terlalu banyak aturan yang memperlambat proses investasi tersebut.

Jokowi mengatakan, ada 43 ribu aturan yang diberlakukan di Indonesia. Padahal, aturan di negara lain sudah jauh lebih ringkas dalam menjangkau investasi yang masuk. "Ini problem yang selalu saya dengar dari investor-investor yang ingin investasi di Indonesia. Artinya eksekusi kita ini lamban," kata Jokowi.

(Baca: Jokowi Minta APBN 2020 Jadi Stimulus Ekspor dan Investasi)

Menurut Jokowi, masalah ini perlu diselesaikan. Sebab, investasi merupakan salah satu kunci untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Jokowi mengatakan bahwa pemerintah sudah berusaha mempermudah iklim investasi di Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan peringkat Ease of Doing Business (EoDB) Indonesia di posisi 73 pada 2019.

Angka ini meningkat jika dibandingkan pada 2014 lalu yang berada di posisi 120. "Ini sebuah lompatan besar sebetulnya dalam kemudahan berusaha di Indonesia," kata Jokowi.

Masih Jauh dari Target Peringkat 40

Kendati demikian peringkat Indonesia dalam EoDB 2019 masih jauh dari target peringkat 40 yang telah ditetapkan Jokowi. Bahkan, Indonesia turun satu peringkat dibandingkan EoDB 2018 dimana Indonesia berada pada peringkat 72 atau naik 19 peringkat dibandingkan EoDB 2017 di peringkat 91. Sedangkan pada laporan EoDB 2016, Indonesia berada di peringkat ke-106.

Halaman:
Reporter: Dimas Jarot Bayu
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...