Aceh Genjot Produksi Padi Melalui Terobosan IP 300

Image title
Oleh - Tim Publikasi Katadata
24 April 2019, 09:08
KEMENTAN
Katadata

Aceh (23/4) - Aceh merupakan salah satu provinsi yang berhasil memproduksi padi untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat di wilayahnya, bahkan surplus beras. “Kita optimis akan terus genjot produksi padi yang dapat berdampak singnifikan pada peningkatkan pendapatan petani,“ kata Plt Gubernur Aceh, Ir. Nova Iriansyah MT. Sambutan tersebut disampaikan dalam acara Pencanangan Penanaman Cluster Padi Indeks Pertanaman (IP) 300 di Kecamatan Indragiri, Kabupaten Aceh Besar, Propinsi Aceh Selasa siang.

Nova menambahkan Aceh tidak hanya fokus di hulu, yaitu dengan menggenjot produksi di lahan petani. Namun, Aceh juga harus dapat menggarap industri hilir karena added value-nya (nilai tambah) jauh lebih besar dibandingkan di hulu. Sebagai contoh saat ini petani Aceh sebagian besar menjual gabah dengan harga sekitar Rp 4.500 per kg, padahal kalau dijual dalam bentuk beras harganya jauh lebih tinggi, yaitu sekitar Rp 10.000-11.000 per kg. Apalagi jika berasnya premium, bisa mencapai Rp 13.000 per kg.

“Petani Aceh hanya mendapat keuntungan sekitar 40 persen saja sedangkan para middle man dari provinsi tetangga mendapatkan keuntungan yang jauh lebih besar, “ jelas Nova

Pada kesempatan yang sama, Staf Ahli Menteri Bidang Infrastruktur Pertanian, Prof. Dedi Nursyamsi mewakili Menteri Pertanian menyatakan pencanangan penanaman padi IP 300 di Kabupaten Aceh Besar merupakan terobosan luar biasa. Sebab, program tersebut dapat meningkatkan produksi padi secara signifikan. Pembangunan infrastruktur pertanian berupa bendungan di Krueng Aceh dan Krueng Jreu mampu mengairi lahan sawah di Aceh Besar sekitar 29.000 hektar. Di dalamnya termasuk IP 100 dan IP 200, bahkan telah mulai IP 300 untuk lahan sawah seluas 500 hektar. Ini akan memberikan kontribusi signifikan terhadap hasil padi Propinsi Aceh.

Dedi menambahkan selain infrastruktur, inovasi teknologi pertanian juga merupakan pengungkit utama produksi padi. Saat ini, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Balitbangtan Aceh mulai memperkenalkan varietas Inpari 32 yang mempunyai potensi hasil tinggi sekitar 12 ton per hemtar GKP. Juga memperkenalkan cara tanam jajar legowo, pemupukan berimbang, dan lain-lain. “Mekanisasi pertanian berupa penggunaan alsintan seperti traktor roda empat, jarwo transplanter, combine harvester, dan lain-lain mutlak diperlukan untuk mendukung IP 300 agar biaya produksi hemat dan prosesnya berlangsung cepat, “ ujar Dedi.

Sementara itu Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Aceh, A. Hanan SP, MM mengatakan dengan produktivitas rata-rata sekitar delapan ton per hektar GKP, harga gabah sekitar Rp 4.500,-/kg, dan IP 300, maka setiap hektar sawah dapat menghasilkan sekitar Rp 108 juta per tahun. Untuk 500 hektar akan didapat hasil sekitar Rp 54 miliar. Tahun depan IP padi 300 akan dikembangkan di tiga Kabupaten lainnya, yaitu di Aceh Barat Daya, Pidie, dan Aceh Utara seluas 2000 hektar. “Dengan demikian maka produksi padi Aceh akan meningkat signifikan dan tentu pendapatan petani juga meningkat," tutup Hanan.

Editor: Arsip
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...