Marak Tekanan Pasca-Kecelakaan, Boeing Revisi Proyeksi Keuangan 2019

Image title
Oleh Ekarina
25 April 2019, 08:59
proyeksi keuangan Boeing, Kecelakaan Pesawat, Lion Air, Ethiopian Airlines, 737 MAX
ANTARA FOTO/REUTERS/WILLY KURNIAWAN
Sebuah segel terlihat di pesawat Boeing 737 Max 8 milik Garuda Indonesia yang terparkir di Garuda Maintenance Facility AeroAsia di Bandara Internasional Soekarno-Hatta dekat Jakarta, Indonesia, Rabu (13/3/2019).

Produsen pesawat Amerika Serikat (AS) Boeing Co akan menanggalkan proyeksi keuangan 2019 serta menghentikan rencana pembelian kembali saham perusahaan. Langkah ini ditempuh seiring dengan maraknya tekanan yang dihadapi perusahaan pasca-kecelakaan fatal yang melibatkan tipe pesawat Boeing 737 MAX.

Dilansir dari Reuters, pembuat pesawat terbesar di dunia itu menghadapi salah satu krisis terbesar dalam 103 tahun sejarahnya beroperasi setelah bencana pesawat jatuh yang menimpa Lion Air di Tanjung Karawang, Indonesia pada 29 Oktober 2018 serta Ethiopian Airlines pada 10 Maret 2019. Kedua kecelakaan tersebut menewaskan seluruh penumpang pesawat, lebih dari 300 orang.

Akibat peristiwa itu, Boeing disebut mendera kerugian sebesaar US$ 1 miliar atau setara Rp 14,1 triliun. Boeing saat ini tengah berupaya keras mengembalikan reputasinya serta kerugian yang ditelan agar pesawat tipe itu bisa kembali mengudara. Kondisi ini mendekati prediksi Wall Street mengenai kemungkinan penurunan laba Boeing di kuartal pertama akibat penghentian pengiriman jet 737 MAX akibat berkurangnya produksi.

(Baca: Kecam Perlakuan Boeing, Rusdi Kirana Merasa Dijadikan Sapi Perah)

Dengan penurunan produksi, Boeing sejauh ini telah merugi US$ 1 miliar. Perusahaan mengatakan, dengan penurunan produksi, itu berarti perusahaan harus membayar lebih untuk suku cadang dengan harga yang mengacu pada volume pembelian. Boeing juga membukukan biaya tak tentu terkait pengembangan perbaikan perangkat lunak pada sistem anti-stall yang diakui Boeing berperan dalam kedua kecelakaan, dan pelatihan pilot.

Chief Executive Dennis Muilenburg mengatakan kepada para analis, perusahaan cukup percaya diri dapat memperbaiki perangkat lunaknya. Dengan begitu, perusahaan pesawat yang berbasis di Chicago, AS ini berharap dapat mengantongi sertifikasi penerbangan dari Administrasi Penerbangan Federal A.S dalam waktu dekat setelah menyelesaikan lebih dari 135 penerbangan uji dan produksi.

(Baca: Boeing Masih Pelajari Pembatalan Pesanan 737 Max 8 Garuda Indonesia)

Namun, dia tidak bisa memastikan kapan 737 MAX akan kembali terbang secara komersial, karena semuanya tergantung pada regulator dunia dan maskapai penerbangan. Dia tetap membela pengembangan pesawat perusahaan, meskipun juga membuka kemungkinan untuk melakukan perbaikan.

"Jika ada sesuatu yang bisa kami lakukan untuk membuat program pengembangan pesawat terbang atau proses sertifikasi menjadi lebih baik dan lebih aman, akan kami kejar," kata Muilenburg.

Berdasarkan laporan Reuters sebelumnya, Boeing mengatakan kepada sekitar 737 pemilik MAX bahwa perusahaan menargetkan persetujuan FAA untuk perangkat lunaknya pada minggu ketiga Mei. Hal ini akan mengakhiri proses grounding sekitar pertengahan Juli, sehingga perusahaan dapat melanjutkan pengembangan 52 pesawat per bulan.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...