SKK Migas Ingin Kebut Produksi Blok Sakakemang
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyebut Repsol dapat mempercepat produksi gas di Blok Sakakemang, Sumatera Selatan, dalam waktu 3 tahun. Wakil Kepala SKK Migas Sukandar mengatakan percepatan produksi bisa dilakukan karena disekeliling Blok Sakakemang sudah dibangun fasilitas infrastruktur.
"Kita terus terang beruntung karena di South Sumatera sudah ada gas pipeline, ada yang 30 inci, 32 inci, dan seterusnya. Sehingga cukup dekat untuk dialirkan," ujar Sukandar saat ditemui di Kantor SKK Migas, Jakarta, Selasa (30/4).
Menurut Sukandar, jarak sumur produksi dengan sumur discovery hanya berjarak 25 Kilometer. Sehingga bukan pekerjaan yang sangat sulit untuk mempercepat produksi dalam waktu 3 tahun.
"Pemisahan C02-nya tidak terlalu sulit, makanya butuh sekitar 3 tahun. Untuk ilustrasi pabrik, bangunnya itu 30 bulan, mulai sampai dengan produksi, jadi 3 tahun adalah waktu yang wajar," ujar Sukandar.
(Baca: Repsol Kemungkinan Ajukan Rencana Pengembangan Blok Sakakemang di 2020)
Untuk memproduksi Blok Sakakemang, SKK Migas harus terlebih dulu mencari pembeli gasnya. Sukandar mengatakan potensi pembeli gas Sakakemang bisa dari pabrik pupuk dan Kilang Dumai.
"Namun kami lihat masih ada potensi, termasuk konsumen industri di Jawa Barat, karena sudah ada pipa dari Selat Sumatra oleh PGN," ujarnya.
Sebelumnya, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar melakukan pertemuan dengan Repsol di Madrid, Spanyol. Kedua pihak membahas percepatan produksi gas di Blok Sakakemang.
Arcandra datang bersama dengan Dubes RI untuk Spanyol Hermono, Wakil Kepala SKK Migas Sukandar, Deputi Perencanaan SKK Migas Jaffee Suardin, dan Direktur Pembinaan Hulu Migas Kementerian ESDM Mustafid. Kehadiran mereka disambut oleh Executive Managing Director of Exploration and Production Repsol Tomas Garcia Blanco.
"Kehadiran kami di Madrid merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk terus memperkuat hubungan dengan para investor migas global dan menarik lebih banyak investasi migas di Indonesia," ujar Arcandra.
(Baca: Repsol akan Mengebor Satu Sumur Lagi di Blok Sakakemang )
Sebagaiman diketahui, Repsol menggambarkan penemuan di Musi Banyuasin, Sumatera Selatan itu sebagai "penemuan gas terbesar di Indonesia dalam 18 tahun terakhir" dan merupakan temuan cadangan gas terbesar keempat dunia dalam dua tahun terakhir.
SKK Migas mengungkapkan potensi cadangan gas baru Blok Sakakemang mencapai dua triliun kaki kubik (TCF). Repsol menemukan cadangan gas ini dari sumur Kaliberau Dalam 2X (KBD2X) dengan kedalaman 2.430 meter, yang ditajak pada 20 Agustus 2018. Penemuan tersebut menjadi capaian yang menggembirakan di tengah prediksi defisit migas Indonesia yang akan membesar mulai 2025.
Repsol menjadi operator Blok Sakakemang setelah membelinya dari Talisman pada 2015. Dengan akuisisi ini, jumlah wilayah kerja yang dipegang perusahaan migas asal Spanyol tersebut bertambah menjadi empat, yakni East Jabung, South East Jabung, Andaman 3, dan Sakakemang.
(Baca: SKK Migas Ungkap Temuan Cadangan Gas Besar di Blok Sakakemang)