Bappenas Lihat Ekonomi Stagnan karena Investor Tunggu Hasil Pilpres
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro menilai faktor utama stagnasi pertumbuhan ekonomi kuartal pertama 2019 sebesar 5,07% akibat lemahnya laju investasi. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), investasi tercatat mengalami pelemahan pertumbuhan, yaitu menjadi 5,03%.
Pertumbuhan investasi turun drastis dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar 7,94%. Bambang mengatakan, lemahnya laju investasi lantaran masih banyak investor yang khawatir menanamkan modalnya saat Pemilu 2019 berlangsung.
Mereka, kata Bambang, bersikap menunggu dan melihat (wait and see) hingga pengumuman hasil Pilpres 2019. "Ada wait and see atau masih ada kekhawatiran," kata Bambang di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (6/5).
(Baca: Ekonomi Kuartal I 5,07%, Tren Melambat Diramal Berlanjut Selama 2019)
Faktor lain yang membuat pertumbuhan ekonomi kuartal pertama 2019 berada di angka 5,07% adalah menurunnya ekspor. Pertumbuhan ekspor saat ini melambat 2,08% atau dari periode sama tahun lalu yang tumbuh 5,94%.
Bambang menilai ekspor Indonesia saat ini masih tertekan kondisi global. Indonesia pun masih kesulitan menemukan komoditas-komoditas unggulan untuk ekspor. "Sehingga masih bergantung kepada ekspor yang tradisional," kata Bambang.
Dari kedua faktor tersebut, Bambang menilai langkah paling cepat untuk memperbaiki pertumbuhan ekonomi adalah dengan menggenjot ekspor. Dia meyakini investasi akan meningkat seiring usainya Pemilu 2019 di kuartal kedua tahun ini.
Terkait dengan ekspor, Bambang menilai Indonesia masih akan bergantung pada kondisi global dan komoditas Indonesia yang dikirim ke luar negeri. "Jadi yang bisa cepat adalah investasi. Karenanya semua komitmen investasi harus segera direalisasikan," kata Bambang.
(Baca: Pertumbuhan Konsumsi Kuartal I Terhambat Mahalnya Harga Tiket Pesawat)
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyebut pemerintah bakal menggenjot ekspor beberapa komoditas untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Komoditas-komoditas tersebut, antara lain elektronik, makanan dan minuman, kimia, dan otomotif.
Darmin mengatakan, komoditas-komoditas tersebut merupakan produksi dari revolusi industri 4.0 yang tengah digalakkan pemerintah. "Kemudian kita masih punya beberapa sumber daya yang sedang diproses, bisa di pertambangan, kelapa sawit, kayu, dan seterusnya," kata Darmin.