Delapan Kontainer Bawang Putih Impor Asal Tiongkok Masuk Pelabuhan
Delapan kontainer atau setara 232 ton bawang putih impor asal Tiongkok mulai memasuki Pelabuhan Belawan, Sumatera Utara. Bawang putih impor tersebut didatangkan oleh dua importir yakni PT Makmur Jaya dan PT Setia Pesona.
"Benar ada bawang putih impor masuk ke Pelabuhan Belawan dan sedang dalam proses bongkar," ujar Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sumatera Utara, Azrai Ridho Hanafiah, di Medan, Senin.
Menurutnya, setelah ini masih akan ada 12 kontainer bawang putih yang akan menyusul masuk ke Pelabuhan Belawan. Sehingga total impor bawang yang akan masuk pelabuhan tersebut berjumlah 20 kontainer.
(Baca: Harga Bawang Putih dan Cabai Merah Semakin Panas)
Azrai mengungkapkan, masuknya bawang putih impor tersebut diharapkan mampu mengendalikan harga komoditas tersebut yang masih tinggi di pasar. Pengendalian harga itu salah satunya bakal dilakukan melalui operasi pasar (OP) bawang putih yang digelar Dinas Ketahanan Pangan Sumut.
Harga bawang putih di Pasar Simpang Limun, Sumut hingga awal pekan ini bertahan di kisaran Rp 80.000 per kilogram.
"Harga bawang putih ada yang Rp80.000 dan ada yang Rp 100.000 per kilogram untuk kualitas yang lebih bagus," ujar pedagang bawang putih bawang putih, N'bre Sembiring
Harga bawang putih, kata dia, terus merangkak naik sejalan dengan makin mengetatnya pasokan. "Payah (susah) dapat bawang putih. Stok di pedagang pun tidak banyak," katanya.
(Baca: Kemendag Patok Harga Jual Bawang Putih di Retail Modern Rp 35 Ribu/Kg)
Sementara berdasarkan pantauan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional per 13 Mei 2019, rata-rata harga bawang putih nasional mencapai Rp 56.550 per kilogram. Harganya relatif terus menurun dibandingkan Selasa pekan lalu (7/5), yang masih berada di kisaran Rp 63.900 per kilogram.
Sebelumnya, pemerintah menyatakan bakal mendatangkan 115 ribu ton bawang putih impor dari delapan perusahaan importir.
Harga bawang putih terus mengalami lonjakan seiring meningkatnya permintaan menjelang Ramadan. Adapun 90% pasokan bawang masih berasal dari impor.
Kendati demikian, pada 2021, pemerintah menargetkan Indonesia sudah mampu swasembada sambil menggenjot produksi bawang putih lokal melalui program APBN dan wajib tanam importir. Targetnya, ketergantungan terhadap impor bisa diputus setelah tahun tersebut.
(Baca: Berkat Impor, Pedagang Diminta Jual Bawang Putih Rp30.000 saat Ramadan)
Data Kementan menyebutkan, luas tanam bawang putih tahun 2018 mencapai lebih delapan ribu hektare, naik sekitar 400% dari luas tanam sebelumnya yang bertengger di angka dua ribuan hektare.
Sampai 2020 ditargetkan luasnya mencapai 20 ribu hingga 60 ribu hektare. Puncaknya pada 2021, dengan luas penanaman lebih dari 80 ribu hektare untuk memenuhi kebutuhan bawang putih nasional.
Sentra-sentra penanaman itu tersebar di 110 lebih kabupaten Indonesia, antara lain Aceh Tengah, Humbang Hasundutan, Solok, Kerinci, Cianjur, Majalengka, Tegal, Banjarnegara, Wonosobo, Temanggung, Magelang, Karanganyar, Malang, Pasuruan, Banyuwangi, Tabanan, Lombok Timur, Bantaeng, Enrekang hingga Minahasa Selatan.