Bank Mandiri Bagikan Dividen, Pemerintah Kantongi Rp 6,7 Triliun
Bank Mandiri (BMRI) bakal menebar dividen kepada pemegang saham dengan total Rp 11,2 triliun atau setara dengan 45% dari laba bersih 2018 yang sebesar Rp 25 triliun. Besaran dividen tersebut diputuskan melalui Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Bank Mandiri yang digelar di Menara Mandiri, Jakarta, Kamis (16/5) ini.
Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Sulaiman Arif Arianto mengatakan, penetapan dividen tersebut sudah memperhatikan kebutuhan likuiditas perseroan dalam mengembangkan bisnis dan memenuhi ketentuan terbaru regulator. Dengan dividen 45%, maka laba ditahan untuk memenuhi kebutuhan likuiditas tersebut yaitu sebesar 55%.
(Baca: Bank Mandiri Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Tahun ini Bisa Capai 5,22%)
Dengan keputusan tersebut, pemegang saham akan menerima dividen sebesar Rp 241 per lembar saham yang dimiliki. Pemerintah selaku pemegang saham mayoritas sebesar 60%, bakal menerima setoran dividen senilai Rp 6,7 triliun. "(Pembagian dividen) sebagai bentuk apresiasi perseroan kepada pemegang saham atas kepercayaan dan dukungannya," kata Sulaiman usai RUPST.
Selain membagikan dividen, RUPST juga memutuskan untuk mempertahankan komposisi pengurus perseroan, serta mengangkat Askolani sebagai komisaris perusahaan. Hal itu bertujuan untuk mempertahankan kinerja baik yang dibukukan tahun lalu dan mendukung pencapaian target tahun ini.
(Baca: Bank Mandiri Siapkan Rp 54,9 Triliun Uang Tunai Sepanjang Ramadan)
Tahun lalu, Bank Mandiri berhasil mengantongi laba bersih Rp 25 triliun, tumbuh 21,2% dibandingkan capaian pada tahun sebelumnya Rp 20,6 triliun. Pertumbuhan laba bersih tersebut ditopang oleh pendapatan bunga bersih yang mencapai Rp 57,3 triliun atau tumbuh 5,28%, serta pendapatan atas jasa Rp 28,4 triliun atau tumbuh 20,1%.
Adapun kredit Bank Mandiri tercatat sebesar Rp 820,1 triliun, atau tumbuh 12,4% dibandingkan tahun sebelumnya. Pertumbuhan kredit yang mencapai Rp 90,5 triliun ini menjadi pertumbuhan tertinggi Bank Mandiri secara nominal.
