Noompang Tawarkan Tebengan untuk Para Pemudik Lebaran

Muchamad Nafi
19 Mei 2019, 13:20
Noompang menawarkan tebengan untuk para pemudik Lebaran.
ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Kendaraan pemudik terjebak antrean panjang di ruas Tol Fungsional Salatiga-Kartasura, Susukan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Selasa (12/6). Berdasarkan data Kementerian Perhubungan, volume penumpang nasional seluruh moda angkutan Lebaran 2018 dari 7 Juni-12 Juni 2018 mencapai 5.118.024 orang dan puncak arus mudik masih berlangsung pada Selasa (12/6) atau H-3 Lebaran dan Rabu (13/6) atau H-2 Lebaran.

Masih bingung mau naik apa pada mudik Lebaran tahun ini? Noompang, aplikasi buatan anak bangsa, menawarkan solusi bagi para penggunanya yang ingin pulang kampung, misalnya, mereka yang hendak pulang ke Bandung dari Jakarta. Bisa juga sekadar mencari tumpangan menuju lokasi di sekitar ibu kota.

Noompang dikembangkan guna memanfaatkan bangku kosong di mobil atau sepeda motor Anda untuk digunakan bersama orang lain yang memiliki tujuan perjalanan sama. “Kami membangun aplikasi ini karena awalnya sering pergi dan pulang Jakarta - Bandung saat kuliah,” kata inisator dan CEO Noompang, Mirsa Sadikin, kepada Antara di Jakarta, Sabtu malam (18/5). “Bisa juga jadi solusi mudik ke Bandung bersama pengguna lain yang searah.”

Mirsa (24 tahun) membangun Noompang bersama dua orang rekannya selama enam bulan pada 2018. Awalnya, aplikasi itu menyasar segmen mahasiswa yang rutin pergi-pulang Jakarta dan Bandung. Dalam perkembangannya, pengguna Noompang bergeser ke kalangan pekerja yang memiliki jadwal berangkat dan pulang yang rutin.

Awalnya, menurut Mirsa, segmen Noompang adalah mahasiswa. Ternyata, yang memiliki jadwal rutin adalah kalangan pekerja. Karena itu banyak di antara mereka akhirnya memanfaatkan jasa tumpangan. “Jadi saat ini segmen kami adalah pekerja dengan jam kerja rutin.”

(Baca: Angkasa Pura II Bersiap Hadapi Lonjakan Penumpang saat Mudik Lebaran)

Salah satu kelebihan aplikasi ini adalah harga tumpangannya lebih terjangkau. Untuk tumpangan dari Jakarta ke Bandung, kata Mirsa, memakan biaya Rp 50 - 70 ribu. Sedangkan untuk tebengan dalam kota hanya Rp10 - 20 ribu, tergantung jarak tempuh.

Menurut Mirsa, aplikasi itu hanya memberikan rekomendasi harga. Sedangkan pemilik kendaraan maupun penumpang bisa membicarakan harga secara rinci, termasuk jumlah bangku yang tersedia dan fasilitas yang ada di kendaraan itu. “Bisa lebih murah, bisa kasih lebih, terserah mereka,” kata dia.

Bedanya dengan model transportasi berbasis aplikasi seperti Gojek maupun Grab, Noompang tidak menjadikan penggunanya seagai pengemudi taksi online. Sebab, mereka tetap menjalani pekerjaannya namun bisa mengambil keuntungan dengan berbagi tumpangan.

Halaman:
Reporter: Antara
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...