Total Setoran Dividen Bank BUMN Rp 18,5 Triliun, yang Terbesar BRI

Image title
19 Mei 2019, 10:28
Bank-bank pelat merah setor dividen ke pemerintah dengan total Rp 18,51 triliun.
ANTARA FOTO | Sigid Kurniawan
Bank-bank pelat merah setor dividen ke pemerintah dengan total Rp 18,51 triliun.

Empat bank milik negara (BUMN) yang tergabung dalam Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) selama sepekan kemarin telah menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST). Dalam rapat tersebut, masing-masing memutuskan pembagian dividen dari laba tahun buku 2018 kepada pemegang saham dengan nilai yang berbeda-beda.

Seperti diketahui, Pemerintah Indonesia merupakan pemegang saham mayoritas pada masing-masing bank. Dari keempat bank milik negara tersebut, Pemerintah Indonesia secara total mengantongi setoran dividen sebesar Rp 18,51 triliun.

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BNI) menjadi bank pelat merah pertama yang menggelar RUPST tahun ini, yaitu Senin (13/5) di Grha BNI, Jakarta. Dalam rapat tersebut, BNI memutuskan untuk membagikan dividen dengan total Rp 3,75 triliun atau setara 25% dari laba bersih BNI tahun lalu yang senilai Rp 15,02 triliun.

Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang menguasai 11,18 miliar saham atau setara 60% mengantongi dividen BNI sebesar Rp 2,25 triliun.

(Baca: Kinerja Keuangan Triwulan I-2019 Bank Pelat Merah, BRI Paling Cuan)

Bank selanjutnya yang menggelar RUPST yaitu PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) pada Rabu (15/5) di Gedung BRI, Jakarta. RUPST tersebut setuju untuk membagikan dividen dengan total Rp 16,17 triliun atau setara 50% dari laba bersih perusahaan tahun lalu yang senilai Rp 32,35 triliun.

Pemerintah yang menguasai 56,75% saham BRI atau setara 70 miliar saham akan menerima setoran dividen sebesar Rp 9,17 triliun,  atau yang terbesar di antara bank-bank pelat merah.

Selang sehari setelah BRI, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. juga menggelar RUPST pada Kamis (16/5) di Menara Mandiri, Jakarta. Dalam rapat tersebut, total dividen yang dibagikan oleh Bank Mandiri senilai Rp 11,2 triliun atau setara 45% dari laba bersih tahun lalu yang sebesar Rp 25 triliun.

Pemerintah Indonesia memegang 28 miliar saham atau setara 60% sehingga dari Bank Mandiri pemerintah akan menerima dividen sebesar Rp 6,75 triliun.

Terakhir, bank pelat merah yang mengadakan RUPST adalah PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) pada Jumat (17/5) di Menara BTN, Jakarta. Dalam rapat tersebut, diputuskan untuk membagikan dividen dengan total Rp 561,58 miliar atau setara 20% dari laba bersih tahun lalu yang senilai Rp 2,8 triliun.

Pemerintah memegang 6,35 miliar saham BTN atau setara dengan 60% yang berarti pemerintah akan menerima dividen sebesar Rp 336,94 miliar.

(Baca: Antusiasme Empat Bank BUMN Suntik Modal ke LinkAja)

Pembagian Dividen Tak Ganggu Rencana Ekspansi

BRI yang membagikan dividen paling besar, beralasan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) mereka saat ini masih longgar. Sehingga, meski membagikan dividen hingga 50% dari laba bersih 2018, BRI mengklaim rencana ekspansi bisnis tahun ini tidak akan terganggu.

"Kenapa (dividen) besar, karena CAR kami cukup longgar, tidak perlu ada pencadangan lagi. Untuk cadangan-cadangan yang lain, masih cukup juga. Sehingga, dividen 50% (dari laba bersih) bisa cukup mendukung ekpansi binsis ke depan," kata Direktur Utama BRI Suprajarto usai RUPST. Per 2018, CAR BRI berada di level 21,3%.

Sementara itu BNI mencadangkan 75% dari laba bersih 2018 sebagai laba ditahan yang artinya porsi dividen yang dibagikan kepada pemegang saham tahun lebih rendah dibandingkan tahun lalu yang sebesar 35% dari laba bersih.

Direktur Utama BNI Achmad Baiquni mengatakan, persentase pembagian dividen yang lebih rendah karena BNI ingin mempertahankan CAR pada level 18,5% hingga akhir tahun ini. "Rata-rata CAR industri perbankan dikisaran 23%. Sementara, BNI sebesar 18,5%," kata Baiquni usai RUPST.

(Baca: BRI Bagikan Dividen Rp 16 Triliun, Pemerintah Dapat Rp 9 Triliun)

Padahal, beberapa tahun terakhir pertumbuhan bisnis dan kredit BNI selalu di atas rata-rata industri perbankan. Tahun ini BNI menargetkan pertumbuhan kredit sebesar 12% hingga 15%. Tanpa adanya tambahan modalan, kemampuan ekspansi semakin terbatas, oleh karena itu porsi laba ditahan dinaikkan menjadi 75%.

Bank Mandiri, melalui Wakil Direktur Utama Sulaiman Arif Arianto mengatakan, penetapan dividen perseroan, sudah memperhatikan kebutuhan likuiditas perseroan dalam mengembangkan bisnis dan memenuhi ketentuan terbaru regulator.

Sementara BTN, melalui Direktur Utama Maryono berencana untuk menggunakan laba ditahan dari laba bersih 2018 untuk mendanai ekspansi kredit, penguatan modal, dan pengembangan usaha perseroan.

Reporter: Ihya Ulum Aldin

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...