Chevron Belum Putuskan Peluang Bermitra dengan Pertamina di Blok Rokan
PT Pertamina bakal mengambil alih pengelolaan Blok Rokan dari Chevron Pacific Indonesia mulai 2021. Kini, perusahaan minyak pelat merah tersebut tengah mencari mitra untuk mengelola Blok Rokan. Terbuka peluang Chevron kembali terlibat.
Senior Vice President Policy and Government and Public Affairs PT CPI Wahyu Budiarto belum memberikan kepastian mengenai kemungkinan kembali terlibat di Blok Rokan. Menurut dia, pihaknya masih berfokus untuk memastikan proses transisi alih kelola Blok Rokan ke Pertamina berjalan lancar.
"Kami mau memastikan bahwa Pertamina tidak memulai dari nol, tapi bisa melanjutkan apa yang sudah kami buat," kata dia di Kantor Chevron di Jakarta, Selasa (21/5) malam.
(Baca: Pertamina Tunjuk Pertagas - PGN Garap Proyek Pipa di Blok Rokan)
Ia menjelaskan, pihaknya cukup sering bertemu dengan manajemen Pertamina dan Satuan Kerja Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) untuk membahas transisi alih kelola Blok Rokan. Bahkan, ketiga pihak disebut telah membentuk tim transisi.
Sebelumnya, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan Pertamina sedang mencari mitra untuk Blok Rokan. Perusahaan juga membuka peluang untuk bermitra dengan Chevron. "Pemerintah kan memang meminta kami cari partner, jadi sedang kami proses," kata dia di Komisi VII DPR, Selasa, (14/5).
(Baca: SKK Migas Tinjau Ulang Pengelolaan Blok Terminasi oleh Pertamina )
Adapun untuk transisi Blok Rokan, ia menyebut ada tiga opsi yang disiapkan. Opsi pertama yakni operasi bersama, meskipun ia menilai opsi ini sulit dilakukan. Opsi kedua, memaksimalkan area di sekitar Blok Rokan yang belum dikelola dan dikembangkan lebih lanjut.
Opsi terakhir, perencanaan bersama rencana kerja Blok Rokan. Perencanaan bersama untuk memastikan kesinambungan investasi sehingga produksi terjaga dan kasus Blok Mahakam tidak berulang. "Intinya pertamina siap masuk lebih awal dengan skema yang win-win dan siap investasi juga, agar produksi tidak turun drastis," kata Nicke.
Produksi Minyak Blok Rokan
Blok Rokan merupakan blok minyak terbesar kedua di Indonesia. Blok seluas 6.220 kilometer ini memiliki 96 lapangan. Tiga lapangan di antaranya berpotensi menghasilkan minyak sangat baik yaitu Duri, Minas dan Bekasap.
Sejak beroperasi pada 1971 hingga 31 Desember 2017, total produksi di Blok Rokan mencapai 11,5 miliar barel minyak. Namun, produksi Blok Rokan tercatat tengah mengalami penurunan.
Pada kuartal I 2019, lifting Blok Rokan hanya 197 ribu barel per hari, lebih rendah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Pada 2018, lifting Blok Rokan 209.466 bph, sedangkan pada 2017 sebesar 224.300 bph.
Untuk meningkatkan produksi, Pemerintah meminta Pertamina melaksanakan teknologi Enhanced Oil Recovery (EOR) lewat injeksi bahan kimia di sumur-sumur minyak Blok Rokan, setelah resmi mengelola blok tersebut pada 9 Agustus 2021.
Dari hasil uji coba EOR injeksi bahan kimia yang pernah dilakukan Chevron di Lapangan Minas, terdapat potensi produksi minyak mencapai 100 ribu per hari. Dengan begitu, pada 2024, produksi Blok Rokan bisa mulai meningkat dan mencapai 500 ribu barel per hari sesuai dengan proposal Pertamina kepada pemerintah.