Pabrik Pemurnian Limbah Tambang Pertama RI Beroperasi Tahun Ini
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) limbah tambang (slag) pertama di Indonesia ditargetkan beroperasi tahun ini. Smelter ini terletak di Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah.
Smelter limbah tambang yang dibangun oleh PT Kapuas Prima Citra ini memiliki kapasitas 36 ribu konsentrat timbal, dan dapat memproduksi 22 ribu ton timbal bullion per tahun. "Fasilitas pemurnian ini merupakan salah satu pionir industri pemurnian," ujar Direktur Pembinaan Pengusahaan Mineral Yunus Saefulhak kepada katadata.co.id, Selasa (21/5).
(Baca: Pemerintah Rencanakan Pemanfaatan Limbah Tambang Smelter)
Keberadaan smelter limbah tambang tersebut diharapkan dapat mendorong perkembangan industri berbasis mineral timbal dan seng. Selain smelter limbah tambang, ia menyebut ada dua smelter lainnya yang akan beroperasi tahun ini, yaitu smelter nikel milik PT Wanatira Persada dan PT Aneka Tambang (Antam).
Smelter nikel milik Wanatiara Persada berlokasi di Halmahera Selatan, Maluku Utara. Smelter ini akan menggunakan empat line system Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) untuk memurnikan 2,2 juta ton bijih nikel, dan dapat memproduksi 200 ribu ton Feronikel dengan kadar Ni > 15%.
Sedangkan smelter nikel milik Antam terletak di Halmahera Timur, Maluku Utara. Smelter ini akan memurnikan bijih nikel menjadi feronikel dengan kapasitas input sebesar 1.219.945 ton bijih nikel, dan menghasilkan 64.655 ton feronikel dengan kadar Ni > 15%.
(Baca: Antam Kerja Sama Pengembangan Nikel dengan Dua Perusahaan Tiongkok)
Kewajiban bagi perusahaan tambang untuk membangun smelter tertuang dalam Undang Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara. Salah satunya bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan industri berbasis mineral di Indonesia.
Yunus mengatakan, pihaknya terus mengawasi progres pembangunan smelter oleh perusahaan tambang. Pihaknya memberikan teguran, peringatan, dan melakukan pencabutan izin ekspor bagi perusahaan yang tidak memiliki progres smelter. Dengan kebijakan ini, pihaknya berharap seluruh sumber daya alam negara memiliki nilai tambah.