Pengusaha Hotel Dukung Jokowi Buka Pintu bagi Maskapai Asing
Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) mendukung rencana pemerintah untuk membuka pintu bagi maskapai asing. Rencana ini diungkapkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk membuat harga tiket pesawat menjadi lebih kompetitif.
Ketua Umum PHRI Hariyadi Sukamdani mengatakan, perhimpunannya telah menduga tingginya harga tiket disebabkan kurangnya persaingan maskapai di Indonesia. “Jadi ini (kebijakan open sky) tentu saja kabar yang sangat menggembirakan bagi kami," ujar Hariyadi seperti dikutip dalam siaran pers, Sabtu (1/6).
Menurutnya, PHRI pun pernah mengusulkan kepada pemerintah untuk membuka kerja sama dengan maskapai asing agar mereka dapat menambah opsi rute domestik di Indonesia. Di antaranya, dengan Jetstar, AirAsia, dan lainnya.
Ia melanjutkan, hingga saat ini harga tiket pesawat masih terlalu mahal. Menurutnya, mahalnya tiket ini mempengaruhi dunia usaha pariwisata terutama untuk jasa travel dan penginapan hingga menyebabkan tingkat hunian kamar (okupansi) menurun.
(Baca: AirAsia Tambah Satu Armada untuk Hadapi Puncak Mudik Lebaran)
Pria yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) ini mengatakan bahwa dengan hanya ada dua grup maskapai penerbangan di Indonesia maka dinilai kurang ada persaingan yang sehat.
Menurutnya, kondisi pasar duopoli tersebut memunculkan kerentanan persaingan harga yang tidak sehat dalam suatu industri. Sebab, ketika salah satu pelaku usaha menerapkan kenaikan harga, maka pelaku usaha yang lain akan mengikuti. "Sehingga masyarakat menjadi tidak ada pilihan," ujarnya.
Sebelumnya, Jokowi mewacanakan kebijakan open sky dengan mengundang maskapai asing masuk ke Indonesia. Meski, ia belum mendetailkan rencana tersebut.
Sebelumnya, pemerintah telah berupaya menurunkan harga tiket pesawat dengan menurunkan Tarif Batas Atas (TBA) dan menaikkan toleransi Tarif Batas Bawah (TBB). Selain itu, harga avtur juga telah diturunkan.
Adapun, industri penerbangan Tanah Air saat ini dikuasai oleh dua pemain besar, yakni Lion Air Group (Lion Air, Batik Air, dan Wings Air) dan Garuda Indonesia Group (Garuda Indonesia, Citilink, Sriwijaya Air, dan Nam Air).
(Baca: Kemenhub Pastikan Tak Ada Pelanggaran Tarif Batas Atas Pesawat)