Peretas Tiongkok Dituduh Serang Telegram Pakai DDos

Cindy Mutia Annur
14 Juni 2019, 14:03
Telegram diserang DDos Siber Tiongkok
ANTARA FOTO/Galih Pradipta
CEO Telegram Pavel Durov menduga serangan siber di platformnya berasal dari Tiongkok.

Pengembang layanan pesan instan Telegram mengumumkan, bahwa platformnya terkena serangan siber melalui distributed denial of service (DDoS) pada Rabu (12/6) lalu. Pendiri Telegram Pavel Durov menduga serangan tersebut berasal dari Tiongkok.

Melalui akun Twitter-nya @durov, ia menyampaikan bahwa alamat Internet Protocol (IP) yang masuk ke jaringan Telegram berasal dari Tiongkok. “Secara historis, semua DDoS berukuran besar (200-400 Gigabyte per detik) yang kami alami bertepatan dengan protes di Hong Kong. Kasus ini bukan pengecualian,” kata dia, Rabu (12/6) lalu.

DDoS merupakan serangan siber yang dilakukan dengan cara membanjiri situsweb atau suatu jaringan dengan permintaan (request) layanan di waktu bersamaan. Hal ini membuat server tak kuat menanggapi permintaan, sehingga lumpuh. 

(Baca: Korporasi Indonesia Makin Sadar Pentingnya Keamanan Siber)

Tim administrasi Telegram melalui akun Twitter @telegram menjelaskan, permintaan yang membanjiri platformnya bertajuk 'gadzillions of garbage request’. Permintaan yang masuk mencapai sekitar 400 per detik. Permintaan seperti ini, menurut Twitter dikirim oleh peretas menggunakan botnet atau beberapa komputer yang terinfeksi malware.

Layanan yang disediakan Telegram memungkinkan pengguna untuk bertukar pesan berupa teks, foto maupun video. Pesan tersebut dienkripsi, sehingga pihak ketiga termasuk Telegram tidak bisa mengetahui isinya. Karena terenkripsi, aplikasi pesan instan seperti Telegram dan WhatsApp banyak digunakan di berbagai negara.

Halaman:
Reporter: Cindy Mutia Annur
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...