Sidang MK hingga Suku Bunga BI Diprediksi akan Pengaruhi IHSG Sepekan
Analis memperkirakan, pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang pekan ini bervariasi, karena dipengaruhi oleh sentimen dalam negeri dan global. Sentimen yang dimaksud seperti sidang sengketa Pilpres 2019 di Mahkamah Konstitusi (MK) hingga suku bunga acuan di Amerika Serikat (AS).
Direktur Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan, gugatan pasangan calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno mempengaruhi pergerakan pasar modal. Sebab, menurutnya investor akan menunggu dan melihat (wait and see) selama sidang sengketa Pilpres 2019.
Ada kekhawatiran, stabilitas politik bakal kembali memanas jika ada pihak yang tidak terima dengan keputusan MK. “Hal ini yang menjadi cermatan bagi para pelaku pasar dan investor dalam negeri," kata Nico kepada Katadata.co.id, kemarin (16/6).
(Baca: Bukti Kurang Kuat, MK Diprediksi Menolak Gugatan Kubu Prabowo-Sandi)
Sentimen lainnya datang dari bank sentral AS yakni The Fed, yang dijadwalkan mengumumkan tingkat suku bunga acuannya (Fed Fund Rate/FFR) pada Rabu (19/6) nanti. The Fed sempat menyampaikan, bahwa mereka mulai memikirkan pemangkasan suku bunga terkait dampak perang dagang antara AS dan Tiongkok.
Meski begitu, menurut Nico, data ekonomi AS yang masuk belum terlalu buruk. "Jadi, besar kemungkinan (baru) akan dipangkas pada Juli atau September 2019," kata Nico.
Pengumuman the Fed ini akan direspons oleh Bank Indonesia (BI), melalui kebijakan tingkat suku bunganya atau BI 7 Days Repo Rate, yang diumumkan Kamis (20/6) nanti. Investor dan pelaku pasar tentu akan memantau pandangan BI terhadap situasi dan kondisi global saat ini.
(Baca: Analis Perkirakan The Fed Akan Turunkan Suku Bunga pada September 2019)
Meski begitu, menurutnya BI secara eksplisit bakal menunggu saat yang tepat untuk memangkas tingkat suku bunganya. Bulan ini, menurut dia bukan waktu tepat bagi BI untuk menurunkan suku bunganya.
Dia memperkirakan, BI menurunkan suku bunga 25 basis point (bps) pada semester kedua. "Bila memang benar, tingkat suku bunga akan diturunkan, tentu hal ini akan menjadi booster kembali bagi pasar modal dalam negeri," katanya.
Nico menyampaikan, bank sentral negara lain seperti Jepang dan Inggris juga akan merespons kebijakan AS terkait suku bunga acuan. Kebijakan dari bank sentral di berbagai dunia ini juga akan dikaji investor dan pelaku pasar, karena terkait dengan pergerakan arah ekonomi ke depan.
Oleh sebab itu, Nico memperkirakan IHSG cenderung bergerak bervariasi dengan potensi melemah. Setidaknya, IHSG diproyeksi bergerak di level 6.200 hingga 6.320 selama sepekan ini.
(Baca: Spekulasi BI akan Pangkas Bunga Acuan pada Pekan Depan Makin Menguat)
Tak jauh berbeda dari Nico, Analis Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi menilai, investor akan fokus pada data pertumbuhan penjualan ritel di AS. Sebelumnya, investor mengkaji data pengangguran dan inflasi AS yang memberi isyarat pemangkasan suku bunga.
Sentimen geopolitik antara AS dan Iran terkait dugaan serangan kapal tanker minyak milik Arab Saudi, juga akan dikaji investor. Sebab, kondisi ini berpotensi menaikkan harga minyak dunia.
Lanjar pun memperkirakan, laju IHSG pada perdagangan hari ini (17/6) secara teknikal bergerak tertekan. Meski begitu, menurutnya pelemahan IHSG akan terbatas di rentang level 6.162-6.279. “Dari dalam negeri, sentimen aksi tunggu investor terhadap hasil sidang sengketa Pilpres 2019 di MK masih menjadi fokus," kata dia.
(Baca: IHSG Kembali Terkoreksi, Terpengaruh Sidang Pilpres?)
Adapun IHSG berada di posisi 6.250,2 pada penutupan perdagangan pekan lalu. Nilai tersebut naik 0,66% dari penutupan pekan sebelumnya, yang sebesar 6.209,1. Nilai kapitalisasi pasar juga meningkat 0,67% dari Rp 7.072 triliun menjadi Rp 7.119 triliun.
Rata-rata frekuensi harian bursa juga meningkat 4,73%, dari 452,78 ribu kali menjadi 474,18 ribu kali transaksi transaksi. Sedangkan rerata nilai transaksi harian BEI menurun 24,87%, dari Rp 11,54 triliun menjadi Rp 8,67 triliun. Lalu, rerata volume transaksi harian BEI turun 16,39% dari 15,07 miliar menjadi 12,60 miliar unit saham.