BEI Nilai Janggal Laporan Keuangan Garuda Triwulan I-2019

Image title
18 Juni 2019, 12:16
Pesawat Garuda di Hangar GMF,  Tanggerang,  Banten (2/3). Saat ini Garuda Indonesia mengoperasi 24 pesawat berbadan lebar Aibus A330 sementara unit biaya rendahnya Citilink mengoperasikan 51 unit A320. 
Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Pesawat Garuda di Hangar GMF,  Tanggerang,  Banten (2/3). Saat ini Garuda Indonesia mengoperasi 24 pesawat berbadan lebar Aibus A330 sementara unit biaya rendahnya Citilink mengoperasikan 51 unit A320. 

Bursa Efek Indonesia (BEI) tengah memantau laporan keuangan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) pada triwulan I-2019. Hal ini masih terkait dengan transaksi Garuda dengan PT Mahata Aero Teknologi yang membuat laporan keuangan perusahaan untuk tahun buku 2018 terlihat janggal.

"(Laporan Keuangan) yang audited 2018 dan triwulan I-2019 itu menjadi bagian yang tidak terpisah. Makanya ada dua terminologi yang kami sampaikan," kata Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna Setya di Gedung BEI, Jakarta, Selasa (18/7).

Advertisement

Dua terminologi yang Nyoman sampaikan, pertama yaitu terkait initial recognition atau pengakuan pertama kali yang disampaikan atas pendapatan dari kerja sama dengan Mahata yang tercantum dalam laporan keuangan 2018. Kedua, terkait kualitas aset, yaitu piutang yang diakui Garuda sampai triwulan I-2019.

"Bagaimana mereka (Garuda) meyakinkan bahwa piutang yang dicatat di triwulan I-2019 itu memang benar-benar dalam kondisi yang colectibility-nya layak untuk dicatat," kata Nyoman.

Dalam laporan keuangan Garuda periode tiga bulan pertama 2019, tercatat piutang Mahata kepada Garuda senilai US$ 233,13 juta atau setara Rp 3,2 triliun (kurs Rp 14.000 per US$). Sedangkan piutang Mahata ke Garuda per Desember 2018 nilainya sama, sehingga belum ada pembayaran yang dilakukan.

"Tidak ada cash di triwulan I-2019, itu masih tercatat piutangnya. Sedangkan di perjanjian Oktober 2018, harusnya bentuknya sudah dalam bentuk cash," kata Nyoman.

(Baca: Soal Putusan Lapkeu 2018 Garuda, BEI Buka Opsi Minta Penyajian Ulang)

Dalam perjanjian dengan Mahata pada Oktober 2018, Nyoman mengatakan seharusnya sudah ada cash yang wajib diterima oleh Garuda di tiga bulan pertama 2019. Namun, hingga Maret 2019 ternyata belum ada pembayaran yang masuk sehingga jumlah piutangnya masih sama. Sehingga, pihak bursa mempertanyakan hal tersebut.

"Kami juga melakukan pengujian terhadap tingkat colectibilty dari aset yang dia punya berupa piutang, kan ini dicatat sebagai piutang," kata Nyoman.

Halaman:
Reporter: Ihya Ulum Aldin
Editor: Sorta Tobing
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement