BI dan The Fed Diprediksi Pangkas Bunga Acuan, IHSG Melesat 1,08%
Indeks harga saham gabungan (IHSG) menutup perdagangan saham Bursa Efek Indonesia (BEI) Selasa (18/6) naik 66,81 poin atau 1,08% ke posisi 6.257,33. Sementara itu indeks LQ45 naik 14,41 poin atau 1,47% ke posisi 994,7.
Dengan kinerja tersebut, IHSG memutus tren penurunannya yang terjadi sejak Rabu (12/6) pekan lalu hingga Senin (17/6) kemarin. Sementara itu bursa saham Asia mayoritas juga berakhir di teritori positif. Indeks Strait Times naik 0,96%, Hang Seng 1%, dan Kospi 0,38%. Sedangkan Nikkei turun 0,72% dan Shanghai turun 0,71%.
Kinerja IHSG dan bursa Asia dipengaruhi oleh adanya kemungkinan bank sentral Amerika Serikat (AS), the Federal Reserve, untuk memangkas suku bunganya, Fed Fund Rate (FFR) untuk mengantisipasi dampak perang dagang.
Sementara itu dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) diprediksi akan menurunkan bunga acuan, BI 7 Days Repo Reverse Rate, dari level saat ini sebesar 6%. Hal ini seiring dengan tren menurunnya suku bunga di berbagai negara lain. Tercatat, Bank Negara Malaysia (BNM), The Reserve Bank of Australia (RBA), dan Reserve Bank of India (RBI) telah menurunkan suku bunga.
(Baca: Spekulasi BI akan Pangkas Bunga Acuan pada Pekan Depan Makin Menguat)
"Berakhirnya rezim suku bunga tinggi global juga berpengaruh positif bagi penguatan indeks. Apalagi para pelaku pasar menantikan pengumuman The Fed maupun BI dalam rangka menetapkan suku bunga acuan," ujar analis Bina Artha Sekuritas M. Nafan Aji di Jakarta, dilansir dari Antara.
Mengawali perdagangan hari ini dengan penguatan tipis sebesar 0,07%, IHSG memperkuat kenaikannya tak lama setelah perdagangan dimulai. Sepanjang hari ini IHSG sangat nyaman bergerak di teritori positif, ditopang oleh sejumlah indeks sektoral yang naik cukup signifikan.