Program E-Smart IKM Butuh Pembinaan Tambahan E-Commerce
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendorong marketplace untuk memberikan pembinaan kepada industri kecil menengah (IKM) dalam meningkatkan keberlangsungan bisnisnya. Alasannya, capaian program e-Smart IKM masih cukup rendah.
Program e-Smart IKM merupakan sistem basis data IKM nasional yang tersaji dalam bentuk profil industri, sentra, dan produk yang diintegrasikan dengan marketplace, seperti Blibli, Tokopedia, Bukalapak, Shopee, dan lainnya. Tujuan program ini adalah agar IKM nasional semakin aktif memasarkan produknya melalui perdagangan online.
Sekretaris Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka Kementerian Perindustrian Eddy Siswanto mengungkapkan pelaku industri dalam program e-Smart IKM yang masuk ke dalam marketplace sekitar tujuh ribu unit per Mei 2019. Namun, capaian nilai transaksi masih relatif rendah dengan besaran hanya Rp 2 miliar.
Penyebab rendahnya transaksi itu karena masa bertahan produk IKM di marketplace yang hanya sebentar. "Seminggu, dua minggu, tidak ada respons karena kurang baik tampilan dan kualitas sehingga tidak terjadi sustainability pembelian," kata Eddy di Jakarta, Rabu (19/6).
Eddy menjelaskan pemerintah sudah mencoba untuk memberikan wawasan tambahan ke pasar dalam program e-Smart IKM. Contohnya, melalui pelatihan Kementerian Perindustrian seperti pengemasan dan foto menarik dalam marketplace.
Namun, pembinaan juga perlu dilakukan oleh para marketplace. "Pembinaan juga jadi bagian e-commerce seperti Blibli, sehingga ke depan ada peningkatan kelas untuk IKM," ujarnya.
(Baca: Gaet 100 Ribu Penjual, Blibli Berencana Ekspor Produk Lokal)