Industri 4.0 Diharapkan Bisa Tingkatkan Penyerapan Katoda Tembaga
Semakin berkembangnya industri 4.0 diharapkan dapat meningkatkan penyerapan produk katoda tembaga di Indonesia yang saat ini hanya sekitar 40-50% dari total produksi. Saat ini katoda tembaga yang dihasilkan dari pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) domestik hanya berasal dari PT Smelting dengan produksi sekitar 246 ribu ton per tahun.
Presiden Direktur Smelting Hiroshi Kondo menjelaskan dengan adanya industri 4.0 kebutuhan kawat dan kabel akan tinggi, sehingga bisa meningkatkan serapan produksi. "Tapi tembaga juga banyak dipakai di kendaraan bermotor, mobil, AC, kulkas," ujarnya, di Gresik, Jawa Timur, Kamis (21/6).
Ia tidak menampik di masa depan akan bermunculan smelter-smelter tembaga baru yang akan menjadi tantangan bagi perusahaan. Namun, ia optimis pemerintah Indonesia khususnya Kementerian Perindustrian (Kemenperin) akan mendukung industri smelter agar terus berjalan dengan baik. "Mungkin sulit, tapi kami bisa menghadapinya. Peran pemerintah, seperti Kemenperin juga saat ini baik," kata dia.
(Baca: PT Smelting Produksi 96 Ribu ton Katoda Tembaga di Kuartal I 2019)
Pemerintah telah mewajibkan perusahaan tambang mineral untuk membangun pabrik pemurnian dan pengolahan (smelter) konsentrat, ini berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 1 Tahun 2017, yang tujuannya untuk meningkatkan hilirisasi. Smelter wajib dibangun dalam tenggat waktu lima tahun sejak PP tersebut diundangkan.