Bertemu Perdana Menteri Thailand, Jokowi Bahas Karet hingga CPO
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengadakan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Thailand Prayut Chan-o-cha di sela-sela perhelatan KTT ASEAN di Bangkok, Sabtu (22/6). Dalam pertemuan tersebut, keduanya membahas isu perdagangan serta investasi, termasuk tentang karet dan minyak sawit mentah (CPO).
Kedua pemimpin sepakat meningkatkan kerja sama perdagangan dan investasi serta menghilangkan hambatan perdagangan. Jokowi pun menyampaikan apresiasi kepada Thailand atas dukungannya kepada Indonesia dan Malaysia dalam melawan diskriminasi CPO. Selain itu, atas kerja sama dalam meningkatkan harga karet dunia.
(Baca: Jokowi Siap Bawa Isu Perang Dagang hingga Sampah ke KTT ASEAN dan G20)
Sebelumnya, Indonesia bersama Thailand dan Malaysia yang tergabung dalam International Tripartite Rubber Council (ITRC) sepakat menahan ekspor karet untuk mengerek harga jualnya yang sempat jatuh di pasar internasional. Seiring kebijakan tersebut, Indonesia memaksimalkan penyerapan karet di dalam negeri untuk proyek aspal jalan.
Jokowi juga menyampaikan penghargaan atas dukungan Thailand terhadap Konsep Outlook Asean mengenai Indo Pasifik. Ia pun meyakini Indonesia dan Thailand dapat terus membangun kerja sama yang baik. "Tidak saja untuk kepentingan bilateral, tapi untuk Asean dan dunia," demikian pernyataan Jokowi seperti dikutip dari Setkab.go.id, Sabtu (22/6).
(Baca: Terpengaruh CPO, Indeks Pasar Biodiesel pada Juni Kembali Turun)
Di luar isu perdagangan dan investasi, Jokowi menyinggung soal perkembangan Rakhine State. Ia menyampaikan pentingnya tindak lanjut laporan Preliminay Needs Assesment (PNA).
Jokowi juga menyampaikan pentingnya situasi keamanan yang lebih baik di Rakhine State sehingga proses repatriasi yang sukarela, aman, dan bermartabat dapat dilakukan.
(Baca: Kemendag: Proses Gugatan Diskriminasi Sawit ke WTO Butuh 1,5 Tahun)
Jokowi menghadiri KTT Asean dengan didampingi sejumlah menteri seperti Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana, dan Duta Besar Indonesia untuk Thailand Ahmad Rusdi.