Asosiasi Sebut Giant Tutup Bukan Karena Pengaruh Bisnis Online

Cindy Mutia Annur
24 Juni 2019, 11:12
giant tutup, aprindo, idea, e-commerce
Konsumen berbelanja di Supermarket Giant Ekspres, Mampang Prapatan, Jakarta, Minggu (23/6/2019). Giant berencana menutup enam gerai di wilayah Jabodetabek yang akan dilakukan pada 28 Juli 2019.

Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) dan Asosiasi e-Commerce Indonesia (idEA) menyebut, tutupnya enam gerai Giant bukan karena pengaruh dari bisnis online. Pasalnya, bisnis itu belum memiliki kontribusi yang signifikan untuk merebut pasar retail offline saat ini.

Wakil Ketua Umum Aprindo Tutum Rahanta mengatakan, bisnis online bukanlah penyebab utama dari tutupnya enam gerai milik grup PT Hero Supermarket Tbk. “Bukan (ditutup) semata-mata karena bisnis online, itu bukan (alasan) yang dominan,” ujar Tutum saat dihubungi Katadata, Senin (24/6). 

Menurut dia, apabila memang benar bisnis online berpengaruh signifikan, seharusnya pemain retail sejenis juga akan menutup gerai-gerai mereka. “Sedangkan, kenyataannya mereka tidak melakukannya (menutup gerainya),” ujarnya. Ia melanjutkan, malahan pemain retail sejenis banyak yang membuka gerai-gerai baru di berbagai lokasi.

Ia menduga, penyebab utama penutupan gerai Giant itu terjadi karena perusahaan itu melakukan efisiensi terhadap induk perusahaan. “Gerai yang dianggap tidak menjanjikan, itu yang mereka tutup,” kata Tutum.

Selain itu, ada beberapa faktor penyebab lain yang membuat Giant menutup gerainya. Seperti lokasi yang sudah tidak sesuai dengan perkembangan zaman, persaingan antarsesama retail maupun pebisnis lain, permasalahan manajemen, dan sebagainya.

Untuk meminimalisir penutupan retail seperti Giant, ia menyarankan agar para peritel lebih peka terhadap persaingan usaha yang semakin ketat. “Khususnya pada perkembangan bisnis online yang akan lebih pesat daripada perkembangan bisnis offline itu sendiri,” ujarnya. Bisnis online kemungkinan dapat mempengaruhi keberadaan perusahaan ritel offline yang ada, cepat atau lambat.

Ia mengatakan, peritel harus lebih berhati-hati saat memilih lokasi dan segmentasi pasar. Apalagi, grup Hero adalah pemain lama di bisnis retail. Sehingga menurutnya, lokasi-lokasi gerai mereka yang ada saat ini dinilainya sudah kurang strategis berdasarkan perkembangan zaman. “Mungkin (gerai-gerai itu) sudah 20 sampai 30 tahun yang lalu, jadi mereka menutupnya,” ujarnya. 

(Baca: Dikabarkan Segera Tutup Enam Gerai, Giant Obral Diskon & PHK Karyawan)

Sependapat dengan Tutum, Ketua Umum idEA Ignatius Untung mengatakan, penutupan gerai Giant itu bukan disebabkan oleh hadirnya para pemain bisnis online. “Saya belum yakin e-commerce punya kontribusi signifikan untuk merebut pangsa pasar retail offline,” ujar Ignatius kepada Katadata, Senin (24/6).

Halaman:
Reporter: Cindy Mutia Annur
Editor: Sorta Tobing
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...