Giant Supermarket Tutup, 4 Perusahaan Ini Lebih Dulu Tutup Gerai

Hari Widowati
25 Juni 2019, 12:11
Konsumen berbelanja di Supermarket Giant Ekspres, Mampang Prapatan, Jakarta, Minggu (23/6/2019). Giant berencana menutup enam gerai di wilayah Jabodetabek yang akan dilakukan pada 28 Juli 2019.
Konsumen berbelanja di Supermarket Giant Ekspres, Mampang Prapatan, Jakarta, Minggu (23/6/2019). Giant berencana menutup enam gerai di wilayah Jabodetabek yang akan dilakukan pada 28 Juli 2019.

Kabar akan ditutupnya enam gerai Giant menjadi perhatian publik. Bukan hanya soal diskon besar-besaran yang diberikan tetapi publik juga menyorot kinerja perusahaan yang menderita kerugian akibat penjualan melemah sedangkan biaya operasional terus membengkak.

Penutupan gerai-gerai retail terjadi dalam beberapa tahun terakhir. Perkembangan e-commerce dituding sebagai salah satu penyebab perubahan kebiasaan masyarakat dalam berbelanja. Beberapa perusahaan sudah lebih dahulu melakukan penutupan gerai demi efisiensi atau mengubah model bisnisnya agar mampu mengikuti keinginan masyarakat.

Advertisement

1. PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI)

Perusahaan yang mengelola sejumlah merek retail ini tergolong paling aktif melakukan buka tutup gerai. Sepanjang 2017, perusahaan menutup 321 gerai dan membuka 339 gerai baru. Pada 2018, tidak ada lagi penutupan gerai. Perusahaan juga menambah sekitar 100 gerai baru.

Gerai-gerai yang ditutup antara lain Lotus Department Store, Debenhams, dan New Look. Head of Corporate Communication MAP Fetty Kwartati mengatakan, penutupan gerai-gerai tersebut merupakan konsekuensi dari restrukturisasi dan efisiensi yang dilakukan perusahaan. Strategi ini terbukti berhasil. Pendapatan MAP meningkat masing-masing 15,26% dan 16% dari Rp 14,15 triliun pada 2016 menjadi Rp 16,31 triliun pada akhir 2017 dan Rp 18,92 triliun pada 2018.

Laba komprehensif perusahaan juga meningkat 40,17% pada 2017 menjadi Rp 321 miliar dan 175,9% menjadi Rp 884 miliar pada 2018. Hingga 31 Desember 2018, MAP memiliki 2.345 gerai yang tersebar di 71 kota di Indonesia.

Lotus
Lotus (Katadata)

(Baca: Rambah Retail Elektronik, MAP Akan Jadi Distributor Apple Indonesia)

Penurunan Bisnis Makanan

2. PT Hero Supermarket Tbk (HERO)

Induk dari Giant Supermarket ini menghadapi masa-masa sulit tahun ini. Sebelum menutup enam gerai Giant Supermarket, perusahaan telah menutup 26 gerai supermarket Hero di sejumlah wilayah dan pemutusan hubungan kerja (PHK) tehradap 532 karyawan. Penyebabnya adalah penurunan penjualan bisnis makanan yang menyebabkan perusahaan merugi Rp 191 miliar pada 2017. Sepanjang tahun lalu, perusahaan juga melakukan restrukturisasi bisnis sehingga perusahaan mencatatkan rugi bersih Rp 1,25 triliun.

Perusahaan retail modern pertama di Indonesia ini hingga akhir tahun lalu memiliki 445 toko. Dari jumlah tersebut, gerai Giant Ekstra mencapai 57 gerai, Giant Ekspress 82 gerai, Hero Supermarket 32 gerai, Giant Mart 3 gerai, IKEA 1 gerai, dan Guardian 270 gerai. Guardian merupakan diversifikasi bisnis perusahaan ke supermarket dengan produk farmasi modern, perawatan kesehatan, dan kecantikan. Adapun IKEA yang menjual berbagai produk furnitur merupakan kerja sama antara Hero Grup dengan perusahaan perabot asal Swedia.

(Baca: Hero Sebut Penutupan 6 Gerai Giant Disebabkan Persaingan Bisnis )

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement