Harga Ayam Anjlok, Peternak Ditaksir Rugi Rp 700 Miliar per Bulan

Rizky Alika
25 Juni 2019, 20:42
Harga Ayam Anjlok, Peternak Ditaksir Rugi Rp 700 Miliar per Bulan
KATADATA | Ajeng Dinar Ulfiana
Telur ayam negri di peternakan Ayam bertelur di kawasan Cibinong, Bogor, Jawa Barat (16/12). Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2018, harga kebutuhan pokok seperti telur kini mulai tercatat naik. Kenaikan harga telur mencapai Rp 4 ribu per kilogram (kg) dari harga acuan telur di tingkat konsumen yaitu Rp 23 ribu per kg.

Harga ayam di tingkat peternak anjlok jauh di bawah harga pokok produksi (HPP) sejak beberapa waktu terakhir. Para peternak menaksir kondisi tersebut menyebabkan kerugian hingga Rp 700 miliar per bulan. 

Sekjen Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional (Gopan) Sugeng Wahyudi menyatakan, kelompok peternak mandiri kecil rata-rata memproduksi sekitar 14 juta per ekor  ayam per minggu atau 20% dari total produksi nasional. Dari angka tersebut, dia mengkalkulasikan kerugian tadi.  "Itu rugi yang ditanggung oleh seluruh peternak mandiri kecil," kata Sugeng Wahyudi, kepada Katadata.co.id. Selasa (25/6).

Hal senada disampaikan Ketua Harian Gopan Sigit Prabowo. Dengan anjloknya harga ayam saat ini, ada peternak yang merugi hingga Rp 15 ribu per ekor. "Harga di Solo saat ini sudah mencapai Rp 5 ribu per kilogram, sementara HPP Rp 18.500," kata dia.

(Baca: Mentan Tuding Harga Ayam Jatuh karena Mafia, Pengusaha Sebut Daya Beli)

Saat ini, total produksi ayam nasional mencapai 67 juta ekor per minggu. Sementara biaya produksi ayam untuk kandang tradisional Rp 18 - 19 ribu per kilogram, dan Rp 16.500 per kilogram untuk biaya produksi pada kandang modern sebesar. 

Dengan jumlah produksi dan biaya yang tinggi, dia menilai jumlah ayam di tingkat peternak perlu ditekan. Sebab, dalam sepekan, jumlah ayam bisa menumpuk 2-3 juta ekor. "Dalam sebulan, paling tidak penumpukan mencapai 12 - 13 juta ekor," ujarnya.

Pengendalian Oversupply Ayam

Pemerintah tengah mencari cara mengatasi kelebihan pasokan ayam yang menyebabkan peternak tertekan. Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Tjahja Widayanti mengatakan harga ayam hidup (live bird) pada 23 Juni 2019, terutama di Pulau Jawa terus bergerak turun menjadi rata-rata Rp 9.883 per kilogram.

Penurunan dimulai sejak 30 Mei 2019 dari wilayah Jawa Timur dan Jawa Tengah, lalu diikuti Jawa Barat pada 9 Juni 2019. Namun harga ayam di Jawa Barat relatif lebih baik dibandingkan daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur. "Berdasarkan informasi dari peternak mandiri maupun perusahaan perunggasan, penurunan harga disebabkan over supply di tingkat peternak," ujarnya.

Halaman:
Editor: Ekarina
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...