Demonstrasi Sidang Putusan MK Diwarnai Rumor Racun Lewat Sepotong Roti
Demonstrasi mengawal sidang putusan Mahkamah Konstitusi dalam perkara gugatan hasil Pilpres 2019 kali ini diwarnai rumor racun makanan. Rumor racun makanan itu disampaikan oleh Koordinator Massa Aksi Gerakan Kedaulatan Rakyat Untuk Keadilan Kemanusiaan, Abdullah Hehamahua.
Abdullah menyatakan seorang peserta demo diduga mengalami keracunan usai menerima sepotong roti dari orang tak dikenal. Abdullah menyampaikan rumor itu melalui orasi dari atas mobil komando yang terletak tidak jauh dari barikade kawat berduri.
"Satu orang kena racun dan saat ini tengah dibawa mobil ambulans. Informasi yang saya sampaikan itu betul terjadi," katanya kepada ribuan massa yang berada di sekitar Jalan Merdeka Barat, Jakarta, Kamis, (27/6).
(Baca: Sidang Putusan MK Soal Sengketa Pilpres 2019 Digelar Siang Ini)
Dokter Palang Merah Indonesia (PMI), Eva menyebut peserta aksi wanita yang diperkirakan berusia 40 tahun tersebut sudah membaik. "Tadi muntah sehabis makan roti, kami tak tahu penyebabnya apa," katanya.
Eva mengatakan, pada saat tiba diposko kesehatan PMI, perempuan tersebut sudah dalam keadaan pingsan. Eva kemudian melakukan pertolongan dengan memasangkan infus hingga kondisinya berangsur pulih. Usai dilakukan pertolongan pertama, wanita tersebut langsung dirujuk ke rumah sakit Budi Kemuliaan, Jakarta Pusat untuk mendapat pertolongan lebih lanjut.
(Baca: Sidang Putusan, MK Tak Tangani Pelanggaran TSM & Diskualifikasi Capres)
Pihak Rumah Sakit (RS) Budi Kemuliaan, memberikan klarifikasi terkait rumor keracunan makanan. Perempuan peserta aksi yang sebelumnya diduga keracunan saat ikut aksi kawal sidang putusan MK, diduga mengalami gangguan pencernaan, dispepsia atau sejenis maag.
Sementara, terkait dugaan korban mengalami keracunan, pihak RS masih perlu melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Direktur Pelayanan Medik dan ketua tim siaga RS Budi Kemuliaan, dr M Rifki menyatakan perlu adanya penelitian terhadap muntahan dan roti yang dikonsumsi oleh korban.
"Saya tak mengatakan itu bukan keracunan. Harus ada pemeriksaan lebih mendalam lagi," kata Rifki ketika dihubungi Katadata.co.id.