Mengapa Radiasi 5G Dianggap Lebih Berbahaya dari 4G?

Desy Setyowati
4 Juli 2019, 05:00
Radiasi 5G dianggap lebih berbahaya dibanding 4G
Arief Kamaludin | Katadata
Ilustrasi, radiasi 5G dianggap lebih berbahaya dibanding 4G.

Teknologi canggih seperti kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) dan Internet of Things (IoT) membutuhkan internet yang super cepat supaya bisa bekerja maksimal. Jaringan generasi kelima alias 5G pun disebut-sebut menjadi solusi atas kebutuhan tersebut.

Digital Trends melaporkan, kecepatan internet 4G LTE bisa mencapai satu gigabit per detik (Gbps). Sementara itu, kecepatan internet 5G mencapai 10 kali lipat dibanding 4G LTE. Karena itu, tingkat latensi atau keterlambatan transmisi data 5G lebih rendah, sehingga banyak digunakan untuk AI, IoT dan teknologi canggih lainnya.

Generasi2G3G3G HSPA+4G4G LTE5G
Kecepatan maksimum0,3 Mbps7,2 Mbps42 Mbps150 Mbps300 Mbps- 1 Gbps1-10 Gbps
Kecepata rata-rata0,1 Mbps1,5 Mbps5 Mbps10 Mbps15-50 Mbps50 Mbps and up

(Baca: Radiasinya Dianggap Berbahaya, Jepang hingga Eropa Tetap Adopsi 5G)

Teknologi seluler seperti ini menggunakan gelombang radio untuk mengantarkan data. Namun kecepatan internet 5G lebih tinggi dibanding jaringan generasi sebelumnya. Kecepatan itu berbanding lurus dengan spektrum frekuensi.

Maka dari itu, 5G menggunakan spektrum frekuensi super tinggi. Spektrum ini memiliki jangkauan yang lebih pendek, tetapi kapasitasnya lebih besar. Karena jangkauannya pendek, operator perlu memasang antena mini cell secara berdekatan di banyak tempat supaya sinyal 5G tidak terhalang.

Cara kerja seperti ini menimbulkan kekhawatiran bahwa radiasi 5G lebih berbahaya dibanding generasi sebelumnya, termasuk 4G. “Para kritikus mengatakan tidak ada penelitian yang mendalam terkait dampak 5G bagi kesehatan. World Health Organization mencantumkan sinyal seluler sebagai karsinogen (penyebab kanker) potensial, begitu juga dengan acar sayuran dan kopi,” demikian dikutip dari CNET, beberapa waktu lalu (21/6).

(Baca: Unggul di Kecepatan Internet, 5G Dianggap Berbahaya Bagi Makhluk Hidup)

Lembaga non-profit asal Inggris, principia-scientific menjelaskan, setiap operator perlu membangun base transceiver station (BTS) dengan jarak 100 meter di satu wilayah. Karena itu, operator perlu mendirikan lebih banyak BTS dan berdekatan.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...