Blue Bird Sebut Belum Ada Diskusi soal Akuisisi dengan Go-Jek
PT Blue Bird Tbk. (BIRD) menampik isu yang beredar soal rencana Go-Jek yang ingin mengakuisisi 20% sahamnya. Hal tersebut disampaikan perusahaan melalui keterbukaan informasi yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat (5/7).
"Dapat kami sampaikan, bahwa tidak ada diskusi mengenai pembelian 20% saham BIRD oleh Go-Jek," tulis manajemen Blue Bird dalam keterbukaan informasi tersebut.
Kabar yang beredar, Go-Jek bakal masuk ke Blue Bird melalui skema saham baru oleh perseroan alias Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue. Terlebih, Go-Jek disebut-sebut sudah menunjuk penasihat investasi untuk mengatur akuisisi ini yaitu Morgan Stanley.
Meski begitu, Direktur Marketing Blue Bird Amelia Nasution mengatakan, pihaknya terbuka untuk kemungkinan bagi pihak-pihak yang berencana untuk membeli saham perusahaan. "Tentunya pembelian saham tersebut akan diselaraskan dengan langkah strategis dari kegiatan bisnis yang dilaksanakan," katanya.
(Baca: Tingkatkan Kolaborasi, Pesan Taksi Blue Bird Bisa Lewat Go-Jek)
VP Corporate Communication Go-Jek Kristy Nelwan hingga saat ini belum merespons pesan singkat dan telepon Katadata.co.id untuk meminta penjelasan terkait isu yang beredar tersebut.
Isu yang beredar sejak beberapa hari yang lalu itu, membuat laju saham Blue Bird melonjak. Pada penutupan perdagangan Rabu (3/7) saham Blue Bird naik 110 poin atau 3,83% menjadi Rp 2.980 per saham.
Sehari kemudian, saham Blue Bird kembali ditutup menguat 100 poin atau 3,36% menjadi Rp 3.080 per saham. Namun, hari ini sahamnya terkoreksi 60 poin atau 1,95% menjadi Rp 3.020 per saham.
Ada pun, saat ini pemegang saham mayoritas Blue Birds adalah PT Pusaka Citra Djokosoetono sebesar 35,19%. Selain itu, ada Purnomo Prawiro yang mengempit 9,55% saham, juga Bayu Priawan Djokosoetono yang memegang 5,04%.
(Baca: Blue Bird Gelontorkan Rp 40 Miliar Untuk Datangkan Mobil Listrik)
Selanjutnya, ada Indra Priawan Djokosoetono sebesar 5,53%, Kresna Priawan Djokosoetono sebesar 5,97%, Sigit Priawan Djokosoetono 5,97%, Adrianto Djokosoetono 4,79%, Noni Sri Ayati Purnomo 4,77%, Sri Adriyani Lestari 2,5%, dan publik 20,65%.
Seperti diketahui, hubungan Blue Bird dengan Go-Jek sudah terjalin cukup lama. Pada 2017 lalu, keduanya bekerja sama agar taksi Blue Bird dapat dipesan melalui aplikasi Go-Jek. Bahkan pada Maret tahun ini, mereka meluncurkan fitur Go-Blue Bird, di mana pengguna secara khusus dapat memesan taksi Blue Bird.
Bedanya, tanpa fitur tersebut sebelumnya, pengguna hanya bisa mendapatkan taksi Blue Bird jika memang tidak ada mitra pengemudi Go-Car di sekitarnya, sehingga tarif yang berlaku adalah mekanisme tarif Go-Car. Sedangkan dengan Go-Blue Bird, tarifnya mengacu pada ketentuan tarif taksi konvensional yang diberlakukan Blue Bird, dengan menggunakan argo.
(Baca: Pertama di RI, Blue Bird Operasikan 30 Taksi Listrik pada Mei 2019)