Bulog Batal Ekspor Beras karena Harga di Dalam Negeri Lebih Mahal

Rizky Alika
5 Juli 2019, 09:02
Seorang memperlihatkan butiran beras di Perum Bulog diver DI Jakarta-Banten, Kelapa Gading, Jakarta, (10/1).
Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Seorang memperlihatkan butiran beras di Perum Bulog diver DI Jakarta-Banten, Kelapa Gading, Jakarta, (10/1).

Perum Bulog membatalkan rencana ekspor beras tahun ini. Sebab, harga beras yang dijual Indonesia dinilai lebih mahal dibandingkan harga di pasar internasional.

"Tidak mungkin kita bersaing. Kalau kita ekspor, patokannya harga internasional," kata Direktur Utama Budi Waseso di Jakarta, Kamis (5/7).

Menurutnya, rata-rata harga beras internasional saat ini sebesar Rp 6.200 per kilogram. Sementara harga beras nasional dengan kualitas yang sama sebesar Rp 8 ribu per kilogram. Ini artinya, ada selisih harga sebesar Rp 1.800 per kilogram.

(Baca: Beras Bulog untuk BPNT, Buwas Batal Mundur dari Posisi Dirut)

Berdasarkan Food and Agriculture Organizations (FAO), harga internasional beras ekspor dari Thailand pada 19 Juni  seharga US$ 436 per ton atau setara dengan Rp 6.,16 juta  (kurs Rp 14.145). Artinya, harga beras ekspor Thailand sekitar Rp 6.160 per kg.

Disparitas harga tersebut menurutnya terjadi karena biaya pengolahan beras di dalam negeri yang lebih tinggi. Biaya yang lebih mahal tersebut disebabkan oleh pengolahan beras yang masih konvensional.

Halaman:
Reporter: Rizky Alika
Editor: Ekarina
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...