Butuh Pembiayaan Infrastruktur Rp20 T, Bappenas Dorong Dana Alternatif

Agatha Olivia Victoria
5 Juli 2019, 16:59
Pembangunan gedung perkantoran di Jakarta.
Arief Kamaludin|KATADATA
Pembangunan gedung perkantoran di Jakarta.

Kebutuhan investasi infrastruktur di Asia terus meningkat. Meski demikian, Asian Development Bank (ADB) memperkirakan ada selisih investasi infrastruktur (infrastructure gap) Indonesia periode 2005-2015 mencapai US$1,5 triliun atau sekitar Rp20,25 triliun.

Karenanya, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) mendorong pertumbuhan investasi infrastruktur melalui sejumlah skema pendanaan alternatif. "Beberapa skema pendanaan alternatif yang bisa didorong seperti melalui kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) dan Pembiayaan Investasi Non Anggaran Pemerintah (PINA),” ujar Menteri Bambang dalam dalam keterangan resmi di London, Inggris, Jumat (5/7).

(Baca: Ibu Kota Pindah keluar Jawa, Ini Efek Berantai bagi Kemajuan Ekonomi)

Lebih lanjut, dia juga menyatakan infrastruktur pendukung transportasi ditargetkan meningkat signifikan pada 2024. Infrastruktur tersebut di antaranya total 20 bandara baru, jalur kereta baru sepanjang 1.350 kilometer (kumulatif), dan konstruksi jalan baru sepanjang 3.000 kilometer (kumulatif), serta konstruksi jalan tol baru yang juga sepanjang 3.000 kilometer (kumulatif).

“Investasi infrastruktur tersebut tentunya diharapkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia agar mampu menjadi ekonomi terbesar kelima dunia pada 2045," ujarnya.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria
Editor: Ekarina
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...