Kementerian ESDM Targetkan Tiga Smelter Nikel Beroperasi Tahun Ini
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan tiga pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) nikel bisa beroperasi tahun ini. Smelter ini masing-masing dimiliki oleh PT Aneka Tambang Tbk (Antam), PT Bintang Smelter Indonesia, dan PT Wanatiara Persada.
Direktur Pembinaan dan Pengusahaan Mineral Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yunus Saefulhak mengatakan smelter Antam sebenarnya ditargetkan beroperasi Juli 2019. Namun, karena terkendala pasokan listrik dari pembangkit, jadwal operasionalnya mundur ke Agustus 2019.
Smelter Antam memiliki kapasitas pemprosesan satu juta ton bijih (ore) nikel menjadi feronikel. Pabrik tersebut terletak di Tanjung Buli, Halmahera Timur. "Beroperasinya mundur karena source power," kata dia, di Jakarta, Senin (8/7).
Pabrik pengolah berikutnya yaitu milik PT Wanatiara Persada yang ditargetkan beroperasi pada Agustus 2019. Smelter ini memiliki kapasitas dua juta ton nikel per tahun untuk menghasilkan feronikel. Wanatiara membangun pabrik pengolahannya di Pulau Obi, Maluku Utara.
(Baca: Rampung 98%, Smelter Nikel Wanatiara Ditarget Beroperasi Desember 2019)
Sedangkan, smelter milik PT Bintang Smelter sudah beroperasi sejak awal tahun ini. Smelter yang berlokasi di Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara itu berkapasitas 900 ribu ton nikel per tahun, dan akan menghasilkan nickel pig iron.
Sementara hingga 2022, Kementerian ESDM mengatakan ada dua smelter komoditas tembaga yang akan beroperasi dengan total kapasitas input sebesar 3,5 juta ton per tahun. Adapun saat ini progres pembangunan pabrik tersebut baru mencapai 25%.
Selain itu, ada pula dua smelter lumpur anoda yang juga beroperasi hingga 2022, saat ini progresnya sekitar 25%. Adapun kapasitasnya sebesar lima ribu ton per tahun.