Nama-nama Calon Menteri Muda Jokowi, dari AHY hingga Tsamara Amany

Ameidyo Daud Nasution
9 Juli 2019, 10:03
Tsamara Amany, calon menteri muda Jokowi
ANTARA FOTO/APRILLIO AKBAR
Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie (kiri) dan Ketua DPP PSI Bidang Eksternal Tsamara Amany (kanan). Tsamara disebut-sebut sebagai salah satu calon menteri muda di pemerintahan Jokowi periode kedua.

Wacana tentang sosok menteri dari kalangan usia muda disampaikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) beberapa waktu lalu. Keberadaan menteri belia disebutnya akan memunculkan ide, gagasan kreatif, dan keinginan kuat untuk mengeksekusi solusi terhadap berbagai permasalahan bangsa. 

Bahkan dalam sebuah sesi wawancara dengan Katadata pada Mei lalu,  Jokowi sempat menyatakan sosok seperti Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Bahlil Lahadalia sebagai sosok yang perlu diberi kesempatan di posisi menteri. "Kami ingin ada sebuah kecepatan dalam pembangunan," kata Jokowi saat itu.

Advertisement

Meski demikian, bukan saja Bahlil yang digadang-gadang menjadi perwakilan usia muda di kabinet. Beberapa nama lain juga sempat muncul dari banyak sumber hingga partai politik. Yang teranyar, muncul pula nama gadis jenius asal Surabaya yakni Audrey Yu yang disodorkan oleh warganet untuk menjadi menteri Jokowi. 

Dikutip dari berbagai sumber, nama-nama ini yang sempat beredar sebagai menteri dari kalangan muda:

Bahlil Lahadalia

Ketua Umum HIPMI ini tidak serta merta muncul ke jajaran politik nasional begitu saja. Bahlil datang dari latar belakang keluarga yang hidup susah di Papua. Bahkan, pada semester VI perkuliahannya, pria kelahiran Banda, 7 Agustus 1976 ini pernah menderita busung lapar.

Usai sakit, ia bertekad untuk mengakhiri kemiskinan dengan bekerja sebagai marketing asuransi hingga pegawai kontrak Sucofindo. Setelah lulus kuliah, Bahlil bersama beberapa temannya membangun perusahaan yang bergerak di bidang konsultan keuangan dan teknologi informasi (TI).

Belakangan Bahlil memutuskan untuk mengundurkan diri karena ingin mencari suasana baru dan membangun perusahaan yang berbeda dari yang selama ini ia tekuni. Setelah mengundurkan diri, Bahlil diberi dividen sebesar Rp 600 juta yang kemudian digunakannya sebagai modal untuk membangun perusahaan perdagangan (trading) kayu. Kini, perusahaan yang dirintisnya yakni PT Rifa Capital telah menjadi induk dari sepuluh perusahaan.

Bahlil juga terang-terangan mendukung Jokowi dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Usai pencoblosan dan hitung cepat menyatakan Jokowi-Ma'ruf Amin unggul atas pasangan calon Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Jokowi sempat menggoda Bahlil. "Adinda Bahlil ini kelihatannya cocok jadi menteri," kata Jokowi dalam Silaturahmi Nasional HIPMI, Mei lalu.

(Baca: Bahlil Lahadalia, Mantan Penjaja Kue yang Menuju Kursi Menteri Jokowi)

Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)

Putra sulung Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini juga digadang masuk kabinet jika Partai Demokrat bergabung dengan koalisi Jokowi-Ma'ruf Amin. Sebelum menjadi Komandan Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Demokrat, Agus sebelumnya meniti karier di militer dengan pangkat terakhir mayor di Batalyon Infanteri Mekanis 203/Arya Kemuning di Kodam Jaya.

Pemilik gelar Master of Public Administration dari Harvard Kennedy School ini mengawali kariernya sebagai Perwira Pertama Pusat Kesenjataan Infanteri pada 2000. Ia malang-melintang di infanteri sebelum pensiun dengan pangkat mayor pada 2015. Agus lalu terjun ke dunia politik dengan mengikuti Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017 berpasangan dengan Sylviana Murni. Namun, pasangan ini kandas di putaran pertama melawan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno.

(Baca: AHY Sebut SBY Dukung Jokowi Tangani Masalah Pasca-Hitung Pilpres)

Nadiem Makarim

Nadiem sukses mencuri perhatian lewat aplikasi pemesanan transportasi Go-Jek. Nadiem memulai kariernya di McKinsey&Company pada 2006. Usai dari McKinsey, Nadiem lantas bergabung dengan Zalora yang bergerak di bidang e-commerce fashion. Pada 2012 ia mengundurkan diri untuk membesarkan Go-Jek yang saat itu menjadi mitra logistik Zalora.

Go-Jek terus tumbuh dan menjelma sebagai perusahaan rintisan dengan nilai kapitalisasi pasar US$ 1 miliar alias unicorn. Go-Jek juga merambah negara tetangga seperti Vietnam (Go-Viet) dan Thailand (Get) bahkan sebentar lagi diramal akan menjadi decacorn.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement