Kemenperin Genjot Industri Manufaktur yang Berorientasi Ekspor

Rizky Alika
11 Juli 2019, 19:32
Ekspor Industri Manufaktur
Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Suasana kegiatan ekspor impor di kawasan Tanjung Priok,  Jakarta Utara (28/6). Tiongkok tetap merupakan negara tujuan ekspor utama dan terbesar Indonesia dengan nilai US$ 9,55 miliar atau 15,13% dari total ekspor. Jumlah ini diikuti AS dengan nilai US$ 7,25 miliar atau 11,49%, dan Jepang dengan nilai US$ 5,67 miliar atau 8,98%.

Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian bakal terus meningkatkan ekspor industri manufaktur. Sebab, industri pengolahan diklaim masih memberikan kontribusi terbesar terhadap nilai ekspor nasional.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, pada Januari-Mei 2019, ekspor sektor manufaktur tercatat sebesar US$ 51,06 miliar atau menyumbang 74,59% terhadap total nilai ekspor nasional.

“Secara volume, ekspor industri manufaktur kita mengalami peningkatan 9,8% dari Januari-Mei 2019 dibanding periode yang sama tahun lalu. Selama ini industri manufaktur masih konsisten menjadi kontributor terbesar pada nilai ekspor,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto sesuai keterangannya di Jakarta, Kamis (11/7).

Menurut dia, sejumlah sektor manufaktur yang berperan besar terhadap capaian ekspor hingga Mei 2019, adalah industri makanan  US$ 10,56 miliar, disusul industri logam dasar US$6,52 miliar, serta industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia US$5,38 miliar.

(Baca: Kebutuhan Tinggi, Industri Karet dan Plastik Diprediksi Terus Tumbuh )

Adapun, industri makanan menyumbang 20,69% dari total ekspor industri pengolahan pada Januari-Mei 2019. Kemudian, industri pakaian berkontribusi terhadap nilai ekspor sekitar US$ 3,55 miliar dan industri kertas dan barang dari kertas US$ 3 miliar.

Halaman:
Editor: Ekarina
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...