Arcandra Ingin Sektor Migas Tak Dilihat Sebagai Penghasil Devisa

Image title
13 Juli 2019, 18:16
impor migas, defisit neraca perdagangan, Jokowi Sentil Jonan, migas, kementerian esdm, Archandra Tahar
Arief Kamaludin|Katadata
Wakil Menteri ESDM Archandra Tahar

Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar menyadari migas merupakan sektor utama penyebab defisit neraca perdagangan. Namun, sektor migas bisa berperan besar bagi perekonomian Indonesia. Makanya, dia berharap masyarakat menilai persoalan defisit perdagangan dan sektor migas ini secara komprehensif.

Sektor migas seharusnya dilihat sebagai penunjang bagi industri nonmigas dalam negeri. Jadi tak hanya dinilai sebagai komoditas penghasil devisa. Apalagi gas dimanfaatkan sebagai bahan baku, tapi dalam bentuk produk yang sudah jadi. Kemudian produk yang dihasilkan dari gas itu dicatat di sektor nonmigas, sehingga neraca nonmigas dapat surplus.  

Kalau gas semakin banyak digunakan untuk dalam negeri, baik petrokimia, pupuk dan kelistrikan, maka ekspor gas makin berkurang dan defisit migas akan bertambah. "Tapi kalau hasil olahan gas menjadi produk dan itu diekspor masuk non-migas, makin lama nonmigas makin besar ekspornya," ujar Arcandra saat ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Jumat malam (12/7).

(Baca: Kemenperin Genjot Industri Manufaktur yang Berorientasi Ekspor)

Pemerintah khususnya sektor ESDM sudah banyak melakukan upaya dalam menekan defisit migas. Salah satunya dengan penerapan kebijakan wajib mencampurkan 20 persen biodiesel dalam solar atau program B20. Hasilnya pada semester I tahun ini defisit migas berkurang dari US$ 2,86 miliar menjadi US$ 2,14 miliar. 

Selain itu, program kebijakan penyerapan minyak dalam negeri yang dilakukan oleh Pertamina ke Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) juga turut mempengaruhi defisit migas berukurang.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...