Inpex dan Shell Dapat Perpanjangan Kontrak 27 Tahun di Blok Masela
Inpex Corporation melalui anak perusahaan Inpex Masela Ltd menyatakan telah menerima persetujuan pemerintah Indonesia atas rencana pengembangan (POD) Lapangan Abadi Blok Masela. CEO Inpex Takayuki Ueda mengatakan, pemerintah tidak hanya menyetujui PoD, tapi juga perpanjangan kontrak Blok Masela.
"Pemerintah juga telah menyetujui permohonan kami untuk mengalokasikan tambahan waktu tujuh tahun dan perpanjangan dua puluh tahun untuk PSC," ujar Ueda dalam Konferensi Pers di Jakarta, Selasa (16/7). Ini artinya, Inpex dan Shell selaku kontraktor Blok Masela memperoleh perpanjangan kontrak selama 27 tahun hingga 2055.
Dengan persetujuan tersebut, Ueda menyebut produksi gas dari Lapangan Abadi Blok Masela akan menjadi sumber utama pasokan LNG bagi Indonesia dan kawasan Asia khususnya Jepang dalam jangka waktu yang panjang. "Proyek ini akan memberikan kontribusi yang signifikan termasuk pembangunan kapasitas nasional Indonesia, serta membawa efek berganda khususnya di kawasan timur negara ini," kata dia.
(Baca: Proyek Masela Dimulai, Jokowi Minta Inpex Pakai Banyak Konten Lokal)
Dia menyatakan akan terus bekerja sama dengan Shell untuk menjaga agar proyek ini tetap kompetitif. Ia pun meminta dukungan penuh dari pemerintah Indonesia untuk memulai persiapan tahapan FEED (Front End Engineering Design). "Kami menargetkan untuk memulai produksi pada paruh kedua dekade 2020," ujarnya.
Ueda menyampaikan pernyataan tersebut setelah bertemu dengan Presiden Joko Widodo, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan, dan Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto, di Istana Presiden, Selasa (16/7) pagi. Pertemuan tersebut menjadi titik awal dimulainya pengembangan Blok Masela.
(Baca: Lapor Proyek Masela Dimulai, Jonan Bawa Bos Inpex Ketemu Jokowi)
SKK Migas menargetkan Blok Masela mulai berproduksi pada 2027. Blok tersebut akan memproduksi LNG sebesar 9,5 MTPA dan gas pipa sebesar 150 mmscfd. Kebutuhan investasi untuk pengembangan blok tersebut diestimasi sekitar US$ 19,8 miliar.
Kepastian nilai investasi baru akan diperoleh setelah Inpex menyelesaikan proses Final Investment Decision (FID) yang ditargetkan terjadi pada 2022. Untuk mencapai keekonomian proyek, Inpex mendapatkan sejumlah insentif seperti pajak, besaran bagi hasil, dan investment credit.