Pertamina: Beberapa Lapangan Migas Cetak Lifting di Atas Target
Pertamina menyatakan sektor hulu migas-nya mencatatkan kinerja positif pada semester I 2019. Produksi beberapa lapangan migas melampaui target.
Direktur Hulu Pertamina Dharmawan H. Samsu menjelaskan, hingga Juni 2019, total produksi minyak perusahaan mencapai 413 juta barel per hari (MBOPD) dan produksi gas sebesar 2.856 juta kaki kubik per hari (MMSCFD). Sedangkan lifting minyak sebesar 371 MBOPD dan lifting gas 2.154 MMSCFD.
"Pencapaian ini terutama didukung oleh kinerja anak usaha Pertamina di bidang hulu yang sangat baik bahkan beberapa di antaranya melebihi target yang ditentukan," kata Samsu dalam diskusi dengan media di Jakarta, Kamis (18/7) malam.
(Baca: Pacu Produksi Migas, Pertamina Tambah Investasi Hingga Rp 4,1 Triliun)
Ia mencontohkan PHE Ogan Komering yang berhasil mencapai produksi migas hingga 1.377 barel setara minyak per hari (BOEPD), jauh melebihi target 905 BOEPD. Kemudian, PHE Jambi Merang berhasil memproduksi hingga 15.767 BOEPD atau lebih tinggi dari target sebesar 15.712 BOEPD.
Selain itu, JOB Pertamina-Medco EP Tomori Sulawesi berhasil memproduksi 66.134 BOEPD dari target 59.640 BOEPD.
(Baca: SKK Migas Sebut Laju Penurunan Produksi Migas Bisa Ditekan Hingga 3%)
Menurut dia, berbagai strategi terus dilakukan Pertamina untuk meningkatkan produksi migas, termasuk di sumur-sumur yang sudah tua. “Dengan penerapan teknologi terkini serta optimasi sumur, sejumlah lapangan berhasil mencapai produksi yang menggembirakan,” ujarnya.
Beberapa lapangan migas berhasil mencetak lifting minyak di atas target. Pertamina Hulu Kalimantan Timur berhasil mencapai lifting 100,5% dari target.
(Baca: Ada Gelembung Gas, Produksi Lapangan YY di Blok ONWJ Mundur )
Kemudian, BOB Pertamina-BSP CPP mencatat lifting 113% dari target, JOB Pertamina-Medco EP Tomori Sulawesi 108%. Jambi Merang mencatatkan lifting 101%, NSB & NSO 106%, PHE Ogan Komering 128%, JOB Pertamina-PetroChina Salawati 159%, dan PHE Raja Tempirai 139%.
Meski begitu, masih ada wilayah kerja yang belum mencapai target lifting minyak. "Kami terus mengupayakan program yang dapat mengisi gap tersebut dengan melakukan upaya teknis terkait fasilitas produksi, kondisi reservoir, operasi pengeboran, dan upaya optimal lainnya," ujar Dharmawan.