Jonan Usul Pertukaran Pegawai antara Kementerian ESDM dengan BPK

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan ingin Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI memiliki persepsi dan pemahaman terkait kegiatan hulu migas. Salah satu caranya dengan menawarkan pertukaran pegawai Kementerian ESDM dengan pegawai BPK RI.

Jonan menilai hal tersebut dapat meningkatkan pemahaman pegawai BPK RI tentang kegiatan hulu migas, termasuk eksplorasi migas. Pasalnya, tingkat ketidakpastian penemuan cadangan migas di perut bumi relatif tinggi.  

“Mungkin perlu juga di BPK ada geologis yang jadi tenaga ahli, nanti pegawai ESDM dikirim ke sini jadi pegawai BPK. Agar ada pemahaman yang pas apa yang terkandung di perut bumi,” kata Jonan di Auditorium BPK RI, Senin (22/7).

(Baca: SKK Migas Mulai Terapkan Audit Bersama Perpajakan dan Bagi Hasil)

Setelah temuan migas didapatkan pun kontraktor migas baru bisa melakukan proses pelaporan tekait cadangan migas secara lengkap. Dengan begitu belum ada kepastian keuntungan yang bisa didapat dari proses eksplorasi migas.

“Kalau ini misalnya ditarik ke ranah kepastian hukum harus sekian, tidak mungkin. Kalau tidak percaya, yang sekolah hukum saja masuk ke dalam perut bumi,” tambahnya.

Jonan mencontohkan ketidakpastian kegiatan hulu migas yang terjadi di Lapangan Banyu Urip Blok Cepu. Pada masa eksplorasi, Pertamina yang saat itu menjadi operator belum berhasil menemukan cadangan migas yang signifikan selama 40 tahun.

Namun ketika diambil alih ExxonMobil, justur ditemukan cadangan migas di blok tersebut. Saat ini Blok Cepu menghasilkan produksi minyak terbesar di Indonesia. Lifting minyak Blok Cepu hingga semester I 2019 mencapai 220 ribu barel per hari (BPOD). 

(Baca: BPK Temukan 16 Kontraktor Migas Belum Bayar Dana ASR Rp 172 Miliar)