Bursa Saham Semester II Diprediksi Naik, Kabinet Baru Dinanti Investor

Image title
23 Juli 2019, 12:51
pergerakan saham semester II-2019
ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
PT Bahana TCW Investment menilai pasar saham Indonesia kembali berpeluang mengalami kenaikkan di semester II-2019.

PT Bahana TCW Investment menilai pasar saham Indonesia kembali berpeluang naik pada semester II-2019. Apalagi, setelah berakhirnya hiruk-pikuk politik dan para pelaku pasar mendapat kepastian Joko Widodo (Jokowi) kembali memimpin Indonesia.

Kepala Ekonom dan Makro Ekonomi dan Direktur Strategi Investasi Bahana TCW Investment Budi Hikmat menyampaikan ada beberapa faktor di semester dua yang bisa mendongkrak kenaikan pasar saham. Hal tersebut disampaikannya dalam keterangan tertulis, Selasa (23/7).

Advertisement

Pertama, sentimen positif dari Bank Sentral Amerika Federal Reserve (The Fed) yang memberi sinyal kuat untuk menurunkan suku bunga pada akhir Juli ini. Dari segi valuasi, bursa saham Indonesia masih lebih murah dibandingkan bursa saham beberapa negara di Asia, sehingga memikat investor asing untuk kembali berinvestasi di sini.

Di samping itu, pekan lalu Bank Indonesia menurunkan tingkat suku bunganya, BI 7-Day Reverse Repo Rate, sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,75%. Hal ini membuat suku bunga deposito cenderung turun, diantisipasi dengan bunga obligasi.

(Baca: IHSG Diprediksi Naik, Saham BUMN Jadi Rekomendasi)

Sementara, faktor pendapatan perusahaan masih belum memberi hasil maksimal karena daya beli masyarakat belum membaik. Budi memperkirakan pendapatan korporasi dalam negeri pada tahun ini akan bertumbuh berkisar antara 8-10%.

Adapun, sektor-sektor yang menarik untuk dicermati dengan kondisi membaiknya pasar saham adalah sektor perbankan, konsumen, dan properti. Sementara, sektor yang harus diwaspadai adalah sektor komoditas, baik itu batubara, minyak sawit (CPO) sebagai dampak dari pelambatan ekonomi yang terjadi di Tiongkok.

Rupiah Menguat, Defisit Neraca Dagang Harus Diatasi

Selain prospek IHSG yang diprediksi menarik tahun ini, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mulai mencerminkan penguatan sejak pekan lalu. Rupiah kembali menguat 0,49% terhadap dolar ke level Rp 13.930 per dolar AS selama pekan lalu. Adapun, mata uang Garuda menjadi yang terkuat di Asia sepanjang Juli. Penguatannya mencapai 1% terhadap dolar AS.

Halaman:
Reporter: Ihya Ulum Aldin
Editor: Sorta Tobing
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement