Kawasan Timur Tengah Masih Panas, Harga Minyak Naik Tipis
Harga minyak dunia naik tipis pada perdagangan Selasa (23/7) pasca serangan Iran terhadap kapal tanker Inggris pada akhir pekan lalu. Saat ini ketegangan semakin meningkat di Timur Tengah yang menimbulkan kekhawatiran gangguan pengiriman pasokan minyak global.
Mengutip Bloomberg, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman September tercatat US$ 56,22 per barel, naik US$ 0,59 atau 1,06%. Sedangkan harga minyak Brent untuk pengiriman September tercatat US$ 63,40 per barel, naik US$ 0,14 atau 0,22%.
Analis UBS, Giovanni Staunovo mengatakan insiden di Timur Tengah tersebut menjadi peringatan adanya situasi dan ketegangan yang bisa terus memanas. "Kami mengharapkan harga minyak jenis Brent bisa bergerak di atas US$ 70 per barel dalam tiga bulan hingga enam bulan ke depan,"ujar Staunovo seperti dikutip dari Reuters pada Selasa (23/7).
Badan Energi Internasional (IEA) juga terus memantau perkembangan di Selat Hormuz setelah hubungan antara Iran dan Inggris semakin memanas. IEA akan bertindak cepat dan tegas untuk menjaga minyak global tetap tersedia di pasar.
(Baca: Ketegangan Timur Tengah Kerek Naik Harga Minyak Dunia)
"Konsumen dapat diyakinkan bahwa minyak dipasok dengan baik ke pasar. Produksi minyak melebihi permintaan pada paruh pertama 2019, mendorong stok global hingga 900 ribu barel per hari," kata IEA.
Garda Revolusi Iran menyatakan telah menangkap sebuah kapal tanker minyak berbendera Inggris di kawasan Teluk Persia. Langkah tersebut diambil sebagai balasan kepada Inggris yang telah menangkap sebuah kapal Iran. Hal ini meningkatkan ketegangan di sepanjang rute pengiriman minyak internasional.
Inggris pun mempertimbangkan beberapa opsi untuk menanggapi tindakan Iran tersebut. Perdana Menteri Theresa May mengatakan, dirinya akan memimpin pertemuan komite tanggap darurat Inggris pada Senin pagi untuk membahas krisis tersebut.
(Baca: Harga Minyak Dunia Naik, Rupiah Hari Ini Dibuka Melemah)